REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagaimana agar kita bisa menahan kesabaran pada bulan Ramadhan? Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal ini, kita jangan melihat puasa semata-mata tidak makan minum. Akan tetapi, kita harus mampu menahan gejolak selera kita.
“Selera itu kan nafsu, dalam bahasa Arab istilahnya syahwat. Syahwat ini jangan semua keinginan diikuti," kata dia, Kamis (18/6).
Ali Mustafa juga mengaku prihatin dengan fenomena sosial saat Ramadhan di kalangan Muslim. Menurutnya, Ramadhan sudah berubah menjadi bulan konsumtif sekarang. Orang mau beli apa saja menunggu Ramadhan. Itu bentuk pengumparan hawa nafsu.
“Ganti kursi, gorden, karpet, bahkan ganti mobil semua nunggu ramadhan. Yang tidak ada mungkin hanya ganti istri atau suami. Itu pemborosan, padahal pemborosan berlawanan dengan infak,” kata dia.
Menurutnya, Ramadhan seharusnya dimaknai sebagai bulan infaq. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat Al Baqarah dan Ali Imran, salah satu tanda orang bertakwa adalah banyak berinfak.