REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mempertimbangkam usulan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) agar hari santri ditetapkan setiap tanggal 22 Oktober. Menurut Jokowi, sejak wacana penetapan hari santri digulirkan, banyak usulan tanggal yang masuk kepada timnya.
"Ada banyak usulan yang datang ke meja saya sejak wacana ini digulirkan. Sekarang PBNU juga usulkan tanggal 22 Oktober. Ini juga pasti kita catat. Tapi biasanya kalau sudah kiai (PBNU) yang usulkan ini manjur biasanya," kata Jokowi dalam acara pembukaan Munas Ulama NU di Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad (14/6).
Jokowi mengatakan ada bermacam-macam tanggal usulan untuk ditetapkan sebagai hari santri dan hingga saat ini kata dia masih dalam tahap menampung usulan dari berbagai kelompok Islam. Akan tetapi kata politikus PDIP ini, dia bersama Kementerian Agama RI akan membicarakan secara lebih lanjut sebelum benar-benar disahkan.
"Setiap saya ke daerah santri selalu nanya. Kapan hari santri pa? Belum saya jawab. Nanti saya diskusi langsung dengan Menag agar segera ditetapkan. Lewat musyawarah dan bila semua sudah setuju, saya tinggal bismillah saya tanda tangani," ujar Jokowi.