Sabtu 13 Jun 2015 22:54 WIB

Soal Baca Alquran Langgam Sasak, MAS: Itu Spontan

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Membaca Alquran (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Membaca Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM- Ketua Harian Majelis Adat Sasak (MAS), Lalu Bayu Winda mengaku bacaan Alquran dengan menggunakan langgam Sasak dilakukan secara spontanitas. Hal ini terkait Ustad Saprianto membaca Al-Quran menggunakan langgam Sasak di acara Peluncuran Buku Biografi Mudjitahid "Kepemimpinan Sasak Nusantara,".

"Ini spontan. Kami akan berkonsultasi dengan Gubernur secara detail," ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Sabtu (13/6).

Terkait dengan kritikan Gubernur NTB terhadap kejadian itu. Menurutnya, pihaknya bersyukur dengan catatan yang disampaikan. Sehingga, akan mengkonsultasikan dan meminta petunjuk kepada yang bersangkutan.

Ia mengaku, Ustadz Saprianto sudah lama membaca Alquran dengan Langgam Sasak. Namun, tidak sering dilakukan. Ia pun membantah jika bacaan tersebut dilakukan mengikuti bacaan Alquran dengan langgam Jawa.

Bayu Winda mengatakan pihaknya akan sesegera mungkin berkonsultasi. Namun, dirinya mengaku kritikan gubernur tidak lantas akan membuat berhenti membaca Alquran dengan langgam Sasak.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB, Syaiful Muslim mengatakan Alquran berbeda dengan lagu-lagu yang bisa diubah-ubdah. Sebab, sudah ada tata cara tersendiri untuk membaca Alquran.  

"Alquran sudah punya tata sendiri. Semua sudah diatur. Kalau ada langgam lokal maka semua orang bisa melakukan sendiri dengan cara-cara," katanya.

Menurutnya, pihaknya berharap agar kejadian tersebut bisa menjadi pelajaran dan mengembalikan posisi Alquran sebagai firman Allah yang harus dihormati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement