Sabtu 13 Jun 2015 07:09 WIB
Engeline Tewas

Kasus Engeline, Tuty Alawiyah: Kita Harus Perbaiki Moral Bangsa

Rep: c 71/ Red: Indah Wulandari
Satgas Perlindungan Anak menggelar doa bersama dan aksi 1.000 lilin untuk bocah perempuan yang ditemukan tewas terbunuh dan dikubur di halaman belakang rumahnya, Angeline di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (11/6) malam.  (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Satgas Perlindungan Anak menggelar doa bersama dan aksi 1.000 lilin untuk bocah perempuan yang ditemukan tewas terbunuh dan dikubur di halaman belakang rumahnya, Angeline di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (11/6) malam. (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penelantaran dan kekerasan terhadap anak seperti yang dialami Angeline merupakan ujian moral bangsa yang perlu disikapi serius.

"Saya sangat sedih karena hal ini sudah sangat memprihatinkan. Kita bersama-sama harus berjuang memperbaiki moral bangsa ini," ujar Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Tuty Alawiyah, Jumat (12/6).

Padahal, kata Tuty, anak merupakan bunga harum di surga. Anak bisa menjadi penawar dari segala kelelahan setelah bekerja.

Akan tetapi, jika orang tua memperlakukan anak dengan kejam maka Allah bisa memberikan sanksi. Oleh karena itu, umat Islam dituntut untuk menyelamatkan anak dan keluarga dari api neraka.

Akan tetapi, saat ini orang tua justru seenaknya dengan berbuat kasar dan kejam terhadap anak. Tuty lantas mendorong pihak yang berwenang untuk melindungi anak. Pengalaman ini juga perlu menjadi bahan renungan untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak.

"Jangan lagi anak diperlakukan semena-mena oleh siapa pun," ujar Tuty.

Tuty mengaku pihaknya pernah berkirim surat untuk mengasuh anak-anak yang pernah ditelantarkan. Akan tetapi keinginan itu belum bisa terwujud.

Tuty juga mengkritik kondisi moral masyarakat saat ini yang terlalu fokus pada masalah duniawi. Ia mengaku, peran dai dan daiyah dapat berperan penting untuk mengedukasi tanggung jawab orang tua terhadap anak.

Seringkali, kata Tuty, mereka telah menyampaikan hal itu namun banyak orang masih enggan datang ke majelis taklim atau masjid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement