Kamis 04 Jun 2015 20:50 WIB

Ketua Muhammadiyah: Alhamdullillah Indonesia Tunjukan Kerukunan

Rep: c94/ Red: Agung Sasongko
Masjid dan gereja berdiri berdampingan di Nusa Dua Bali simbol kerukunan di Indonesia
Foto: Musiron Republika
Masjid dan gereja berdiri berdampingan di Nusa Dua Bali simbol kerukunan di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerukunan antar umat beragama dalam Forum Lintas Agama di Indonesia dan ASEAN diharapkan dapat menjadi panutan bagi konflik etnis di agama. Selain itu, kampanye yang terus disuarakan oleh forum itu dapat menekan ASEAN agar menegur Myanmar.

Hal itu diungkapkan Ketua Pimpimpinan Pusat Muhammadiyah Prof.Yunahar Iryas kepada ROL, Kamis (4/6).

Menurutnya, permasalahan Rohingya bukan sekedar tidak dikhususkan bagi umat Islam melainkan lebih pada persoalan kemanusiaan.  "Sehingga, jika tokoh lintas agama ikut membantu itu sudah sepatutnya,"katanya.

Yunahar menjelaskan, peran antar lintas agama dapat berperan bersinergis bersama pemerintah dalam menekan dan melobi Myanmar untuk menghentikan diskriminasi terhadap Rohingya. Hal itu sebagai upaya agar Myanmar memberikan status kewarganegaraan dilindungi dan menghimbau pemimpin agama di sana.

Disamping membantu pengungsi, kata Yunahar, pemimpin tokoh lintas agama  perlu membuat pernyataan menyakut radikalisme di Myanmar yang sudah masuk ke dalam katagori teroris. "Seperti sama halnya jika ada umat Islam yang menyimpang melakukan hal demikian ulama dituntut membuat pernyataan dan kecaman,"ujar Yunahar.

Diharapkan tokoh lintas agama dapat mengutus anggotanya ke Myanmar guna menghentikan kekerasan terhadap Rohingya. Di sana, kata Yunahar, tokoh lintas agama menunjukan bahwa mereka telah membantu pengunsi dan mengempanyekan perdamaian melaui pendekatan pemerintah-pemerintah di ASEAN kepada myanmar.

"Saat ini, paling penting membantu Rohingya yang berada  di Aceh dan Medan. Antar umat beragama di Indonesia alhamdulillah menujukan kerukunan dan tidak ada kebencian antar umat beragama atau antar enis,"ungkap Yunahar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement