REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deklarator Gerakan Islam Damai, Alwi Shihab mengungkapkan, jika cinta adalah ajaran otentik dalam Islam. Agama Islam yang diharapkan untuk tumbuh berkembang di Indonesia adalah ajaran yang ramah, bukan marah.
"Orang sering lupa jika inti ajaran Islam adalah cinta. Cinta bukan barang baru, tapi otentik ajaran Islam. Muslim sejati adalah mereka yang mencintai Allah dan dicintai Allah. Kosa kata yang digunakan bukan beribadah, tapi mencintai," ujar Alwi Shihab siang itu dalam 'Festival Islam Cinta' di UIN Jakarta, Selasa (3/6).
Alwi menuturkan, di negara Barat orang selalu bertanya, darimana datangnya kelompok-kelompok radikal ini dalam Islam. Stigma tersebut menjadi tantangan bagi umat Islam hari ini. Umat Islam harus mengubah citra Islam yang penuh kekerasan menjadi Islam yang toleran dan damai.
Menurut mantan menko kesra tersebut, mahasiswa dan para cendekiawan harus pandai-pandai membaca gerakan pemikiran Islam, bagaimana mereka lahir dan apa latar belakangnya. Dia menambahkan, agar Muslim terkecoh oleh nama besar ulama yang pandangannya cocok pada masanya tapi tidak pada masa sekarang.
Alwi mencontohkan, Bung Karno pernah menyuruh bangsa Indonesia untuk mengganyang Malaysia. Tapi, tentu tidak patut jika sekarang kita menerapkan instruksi Bung Karno untuk mengganyang Malaysia. Instruksi Bung Karno sudah tidak relevan jika diterapkan sekarang, meski kita menghormati Bung Karno sebagai tokoh bangsa.
"Kita harapkan gerakan ini bisa meng-counter arus radikalisme yang berkembang di Timur Tengah. Hari ini, Nigeria terbelah, Afghanistan hancur oleh peperangan, sementara Suriah bergejolak. Kita ingin Islam yang berkembang di Indonesia adalah Islam yang inklusif, menghargai perbedaan, dan rahmatan lil alamin," kata Alwi.