Selasa 02 Jun 2015 21:32 WIB

Ternyata Islam dan Budha Pernah Hidup Damai di Myanmar

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Nasih Nasrullah
Rohingya  Muslims pass time near their shelter at a refugee camp  outside Sittwe June 4, 2014.
Foto: Reuters/Soe Zeya Tun
Rohingya Muslims pass time near their shelter at a refugee camp outside Sittwe June 4, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, Konflik yang melanda Muslim Rohingya saat ini berbeda jauh dengan sejarah yang pernah terjadi di Miyanmar, ribuan tahun silam. Islam dan Budha hidup berdampingan dan saling membangun peradaban gemilang di negara tersebut.

Pemimpin Rohingya yang juga politikus Partai Pembangunan Uni Nasional di Myanmar, Abu Tahay, memaparkan sejarah keberadaan kelompok etnis tersebut dalam karya tulisnya, Rohingya Belong to Arakan and Then Burma and So Do Participate.

Di situ disebutkan, sejarah etnis Rohingya bermula ketika masyarakat kuno keturunan Indo-Arya yang menetap di Arakan (Rakhine sekarang—Red) memutuskan untuk memeluk Islam pada abad ke-8. Pada masa-masa selanjutnya, generasi baru mereka kemudian juga mewarisi darah campuran Arab (berlangsung pada 788–801), Persia (700–1500), Bengali (1400–1736), dan ditambah Mughal (pada abad ke-16).

Catatan sejarah mengungkap, syiar Islam mencapai Arakan sebelum 788 Masehi. Dalam dinamika selanjutnya, agama ini mampu menarik hati masyarakat lokal Arakan dan mendorong mereka untuk memeluk Islam secara massal.

Sejak itu, Islam memainkan peranan penting bagi kemajuan peradaban di Arakan. Umat Muslim, Buddha, dan Hindu hidup berdampingan selama berabad-abad dalam suasana rukun dan penuh persahabatan.“Tak hanya itu, mereka (kelompok Muslim, Buddha, dan Hindu) juga memerintah negeri Arakan bersama-sama,” imbuh Abu Tahay.

Dijelaskannya, pemerintah Arakan pada masa itu pernah mengeluarkan koin dan medali bertuliskan kalimat syahadat dalam Bahasa Arab dan aksara Persia. Bahasa Persia ketika itu memang menjadi bahasa kalangan istana, sehingga lumrah bagi raja-raja Arakan untuk mengadopsi nama-nama Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement