REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memandang persatuan lintas umat beragama berperan penting dalam mengatasi permasalahan Rohingya. Karena itu, Indonesia diharapkan dapat menjadi panutan dalam peran umat beragama di ASEAN.
Hal tersebut diungkapkan Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf saat dihubungi ROL, Senin (1/6). Menurutnya, Keterlibatan antar lintas agama dalam kepedulian kepada Rohingya sangat baik untuk menunjukan sebagai bangsa Indonesia yang majemuk.
"Dalam hal ini kemajemukan bukan hanya kenyataan dalam bermasyarakat melanikan juga majemuk dalam kepeduliannyan,"katanya.
Kiai Slamet menjelaskan, peran lintas agama perlu diapresiasi dan ditingkatkan sebab masalah Rohingya bukanlah semata-mata masalah agama. Konflik di Myanmar merupakan masalah penindasan atas Hak Asasi Manusia.
"Kita ketahui dalam konstitusi Indonesia menjamin HAM secara universal. Semisal kewargaraan adalah merupakan hak asasi,"ujarnya.
Pemerintah Myanmar, Kiai Slamet melanjurkan, secara jelas mengeluarkan suku Rohingya dari dari hak kewarganegaraannya sehingga stateleess. Dampaknya di negara nasionalistik seperti di Myanmar suku Ronghinya telah terusik dan tidak diakui.
Hal itu menimbulkan problem kemanusiaan sehingga warga Rohingya terpaksa lari dari tempat tinggalnya.
"Bahkan mereka seperti tidak ada jadi dibunuh diburu,Mereka lari sampai ke indonesia. "katanya.