Senin 01 Jun 2015 19:06 WIB

Umat Islam di Pamekasan Sambut Malam 'Nisfu Syaban'

Ribuan umat Islam memadati halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin untuk melaksanakan malam peribadatan Nisfu Syaban menjelang datangnya bulan Ramadhan 1432 H yang dipimpin KH Ahmad Bakeri, Sabtu (16/7). Usai melaksanakan peribadatan malam Nisfu S
Foto: ANTARA/Herry Murdy Hermawan
Ribuan umat Islam memadati halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin untuk melaksanakan malam peribadatan Nisfu Syaban menjelang datangnya bulan Ramadhan 1432 H yang dipimpin KH Ahmad Bakeri, Sabtu (16/7). Usai melaksanakan peribadatan malam Nisfu S

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Sebagian umat Islam di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur menyambut malam "Nisfu Syakban" yakni malam pada pertengahan bulan Syakban atau bulan ke-8 tahun Hijriah dengan membaca Alquran surat Yasin sebanyak tiga kali.

Sebagian Muslim di wilayah ini meyakini bahwa malam "Nisfu Syakban" merupakan malam pergantian buku catatan amal perbuatan manusia selama setahun, sehingga harus disambut dengan kegiatan bernilai ibadah.

Sejak azan magrib berkumandang warga Muslim di Kota Gerbang Salam ini beramai-ramai datang ke berbagai masjid dan mushalla untuk membaca Alquran surat Yasin sebanyak tiga kali.

Menurut ulama setempat Ustat Abdul Kadir, pembacaan surat Yasin di malam pergantian buku catatan amal manusia ini dimaksudkan untuk memohon kepada Allah SWT agar diberi panjang umur, mendapat taufik dan hidayat dari-Nya.

"Sedangkan pembacayaan surat Yasin yang kedua, diniatkan untuk penjagaan dari bahaya dan bencana alam, serta serta diberi karunia keluasan rizki," tuturnya.

Adapun pembacaan surat Yasin yang ketiga, diniatkan agar umat Islam diberi kekayaan hati, dan meninggal dunia dalam keadaan "husnul khotimah". Pembacaan surat Yasin sebanyak tiga kali ini, kemudian ditutup dengan membacakan doa malam Nisfu Syakban.

Warga yang datang ke berbagai masjid dan mushalla di Pamekasan ini tidak hanya untuk membaca Alquran saja, akan tetapi mereka juga membawa makanan yang dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan "Rebbhe".

Usai membacakan Yasin dan doa Nisfu Syakban, mereka selanjutnya makan secara bersama-sama di masjid dan mushala. Selanjutnya mereka saling bermaafan dengan cara datang ke rumah tetangga dan kerabat dekatnya masing-masing dengan harapan agar cacatan amal di halaman buku pertama, tercatat dengan baik.

Menurut Akademisi dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan Matnin, M.Ei, perayaan malam Nisfu Syakban sebenarnya merupakan jenis kegiatan tradisi, karena tidak semua Muslim melaksanaan kegiatan ini.

"Soalnya, kelompok Islam yang biasa menyelenggarakan kegiatan malam Nisfu Syakban ini, umumnya warga NU, sedangkan kelompok Islam di ormas lain, seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad dan Persis, tidak ada perayaan seperti itu," imbuhnya.

Namun demikian, sambung Matnin, semua jenis kegiatan yang bernilai ibadah, seperti mengaji dan berbagai jenis kegiatan lainnya pada hakikatnya tetap baik, apalagi tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement