Jumat 29 May 2015 00:11 WIB

Ustadz BN: Ada Kegawatan Luar Biasa dalam Keluarga Indonesia

Sekjen Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustaz Bachtiar Nasir.
Foto: Republika/Prayogi
Sekjen Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustaz Bachtiar Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Masalah sosial yang timbul di Indonesia makin pelik akibat lemahnya fungsi keluarga sebagai benteng mental utama bangsa.

 “Ada kegawatan yang luar biasa dalam keluarga yang merupakan unit terkecil, jika ini tidak segera diatasi, maka makin lama akan makin menjadi ancaman,” ungkap pembina Kokoh Keluarga Indonesia (KKI) Bachtiar Nasir, dalam keterangan resminya, Kamis  (28/5).

Predikat negatif yang disandang oleh Indonesia saat ini, seperti darurat narkoba menjadi cerminan adanya masalah sosial. Begitu pula, Indonesia secara mengejutkan tercatat sebagai negara penyumbang lonjakan trafik pengunjung situs porno terbesar dunia lewat perangkat mobile, menduduki posisi kedua di bawah Turki.

 

Data Kementerian Agama juga mengungkap jumlah perceraian meningkat setiap tahun. Survei tahun 2013, menunjukkan jumlah peristiwa pernikahan menurun dari tahun sebelumnya 2.291.265 menjadi sebanyak 2.218.130 pernikahan. Di sisi lain,  tingkat perceraiannya justru meningkat menjadi 14,6 persen atau sebanyak 324.527 kasus.

Mencermati hal tersebut, Bachtiar yang akrab dipanggil ustadz BN ini berupaya melahirkan gerakan untuk kembali mengokohkan keluarga Indonesia. Ia pun menggelar tabligh akbar jelang Ramadhan bertajuk “Kokohkan Keluarga Indonesia dengan Al Qur’an”. Tabligh ini akan digelar pada Selasa (2/6) mendatang di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.

Akan hadir Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Ketua Baznas Prof Dr KH Didin Hafidhudin, Ustadz BN, dan ibu muslimah muda Oki Setiana Dewi.

“Mari kita kembali pada keluarga. Tabligh akbar ini  untuk mengokohkan keluarga Indonesia. Dari keluarga, banyak yang bisa diperbuat untuk Indonesia,” katanya.

 

Sebagai salah satu narasumber di tabligh akbar tersebut, Prof Dr KH Didin Hafidhudin pun mengamini bahwa apa yang terjadi di Indonesia saat ini memang tidak bisa dilepaskan dari keluarga.

“Pintu masuknya adalah keluarga, kalau kita tidak memperhatikan, maka akan banyak persoalan sosial yang akan muncul,” ungkap Didin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement