REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inisiatif pesantren membantu pengungsi Rohingya merupakan cermin masyarakat Indonesia yanag cinta damai dan menolak kekerasan. Melihat kondisi warga Rohingya yang terdampar di Aceh beberapa pesantren telah menyatakan pihaknya siap untuk menampung Muslim Rohingya.
“Tentu saya senang sekali ada upaya-upaya konkrit yang dilakukan oleh para pengasuh pesantren ini,” ujar Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Rabu (27/5).
Hal ini menurut Saleh menghapus stigma negatif tentang Indonesia yang selama ini identik dengan Islam dan kekerasan yang seolah tidak dapat dipisahkan. Karena itu, adanya kesediaan dari pesantren untuk menampung Muslim Rohingya seharusnya dapat mengubah pandangan warga dunia tentang Islam di Indonesia.
Setelah pesantren menyatakan kesiapannya, kata Saleh, imbauan untuk kementerian sosial adalah menjajaki pesantren-pesantren tersebut. Maksudnya menjajaji adlah meninjau sejauh mana pesantren siap menampung muslim Rohingya, berapa jumlah orang yang siap ditampung, bagaimana kondisi tempat mereka akan tinggal, bagaimana makanannya, serta kebutuhan pokok untuk Muslim Rohingya.
“Artinya, jika mereka dipindahkan, ya dipindahkan ke pesantren yang tidak merasa diberatkan untuk mencukupi kebutuhan mereka,” ujar Saleh
Menurut Saleh inisiatif psantren ini sangat baik, karenanya Muslim Rohingya tentu dapat belajar tentang Islam di pesantren dengan lebih baik. Pihak pesantren juga mungkin akan memberikan pelajaran tambahan khusus untuk Muslim Rohingya.
“Semoga sja, ketika Rohingya kembali mereka dapat memberikan kontribusi yang baik untuk negaranya,” ujar Saleh harapannya pada Muslim Rohingya