REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya, Jawa Barat siap menampung anak-anak pengungsi Rohingya yang masih dalam jenjang sekolah saja. Kapasitas pesantren yang tidak mencukupi, membuat pesantren terpaksa melakukan pambatasan jumlah pengungsi.
“Sebelumnya malah Pak Kyai tidak tahu apa-apa, yang ngomong bersedia itu adiknya pak kyai, pak Acep Adang,” ujar H. Agus RW selaku koordinator kesekretariatan Pesantren Cipasung. Selasa (26/5).
Jadi menurut Agus, sebelumnya belum ada pembicaraan antara Acep dan pimpinan pesantren, Bunyamin Ruhiat. Selanjutnya, Ruhiat menanggapi pemberitaan yang sudah ada, Ruhiyat memberikan pesantrennya untuk menampung warga Rohingya atas dasar kemanusiaan.
“Kata beliau, usia sekolah SMP atau MTs dan Aliyah bisa saja, tapi tidak bisa menampung banyak dan kapasitasnya juga benar-benar diatur.” ujar Agus
Pembatasan ini dibuat karena tidak cukupnya kapasitas pesantren untuk menampung warga Rohingya dalam jumlah besar. Jadi pesantren Cipasung tidak dapat menampung warga Rohingya yang sudah berkeluarga. “Jadi beliau bisa menerima hanya yang masa pendidikan saja, bukan untuk mereka yang sudah berkeluarga,” kata Agus.
Pembahasan lebih lanjut mengenai tempat tinggal untuk anak-anak Rohingya dan bagaimana mereka tetap mendapatkan pendidikan masih sedang dibicarakan. Informasi ini Agus ketahui setelah dia berbicara dengan Ruhiyat Kyai Pondok Pesantren Cipasung. “Kebetulan kemarin saya dipanggil Pak Kyai dan beliau membicarakan tentang Rohingya,” ujar Agus.