Ahad 17 May 2015 15:30 WIB
Kontroversi Nada Membaca Alquran

Wasekjen MUI: Baca Alquran di Istana Pakai Langgam Jawa Adalah Memalukan

Rep: c23/ Red: Joko Sadewo
Jamaah masjid membaca Alquran usai shalat dhuhur berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (2/7).   (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Jamaah masjid membaca Alquran usai shalat dhuhur berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (2/7). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen mengungkapkan membaca Alquran dengan menggunakan langgam Jawa di Istana Negara, telah mempermalukan Indonesia di kancah internasional. Tengku merasa banyak kesalahan, baik dari segi tajwid, fashohah, dan lagunya.

Menurutnya, pembacaan ayat-ayat Alquran dengan menggunakan langgam Jawa adalah hal konyol. Menurutnya, dalam Alquran sudah dijelaskan kitab suci itu diturunkan dengan huruf dan bahasa Arab asli.

Baca Juga

Jadi membacanya juga mesti sesuai pada saat Alquran diturunkan ke bumi. "Ibadah itu sudah digariskan Allah dan Rasul-Nya. Dalam Alquran dijelaskan bahwa Alquran itu diturunkan dalam lisan Arab asli. Nabi juga mengatakan Alquran untuk dialek Quraisy, jadi membacanya harus dengan cara bagaimana Alquran itu diturunkan," papar Tengku saat dihubungi Republika Online (ROL), Ahad (17/5).

Selain itu, Tengku menambahkan, lagu untuk pembacaan Alquran sendiri sudah disepakati para Qurra yang ada di dunia. "Lagunya yang sudah disepakati para Qurra' tingkat dunia adalah lagu standar yang selama ini ada yakni husaini bayati, hijaz, shoba, nahqand, rast, sikkah, jaharkah atau Ajami," tuturnya.

Dia juga menilai akan lahir keanehan jika Alquran dibaca dengan menggunakan langgam tertentu seperti lagu Cina, Batak, seriosa, Indian, Jawa, Sunda, dan lainnya. "Hal itub tentu akan merusak keindahan Alquran sendiri. Bayangkan lah jika lagu Jawa dinyanyikan pakai cara seriosa, maka penciptanya akan protes dan keindahannya hilang," ucap Tengku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement