Kamis 14 May 2015 14:00 WIB

Hikmah Berzakat (2-habis)

Rep: Lilis Handayani/ Red: Indah Wulandari
Petugas sedang melayani pembayar zakat di Baznas, Jakarta, Rabu (1/4).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas sedang melayani pembayar zakat di Baznas, Jakarta, Rabu (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Zakat, infak/sedekah merupakan perwujudan kecintaan dan kasih sayang kepdaa sesama umat manusia. Kecintaan muzakki (pemberi zakat) akan menghilangkan rasa dengki dan iri hati di kalangan mustahik (penerima zakat).

 

“Ajaran zakat, infak/sedekah juga sesungguhnya mendorong kaum muslimin untuk memiliki etos kerja dan usaha yang tinggi,” ungkap Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Indramayu M Mudor, Kamis (14/5).

Pasalnya, selain untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya, harta kekayaannya juga untuk diberikan kepada orang lain yang berhak menerimanya.

 

Tak hanya itu, zakat pun dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang beidir atas prinsip-prinsip ummatan wahidan (umat yang satu), musawah (persamaan derajat dan kewajiban), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan takaful ijtima’i (tanggung jawab bersama).

 

Selain bisa menyalurkannya secara langsung, para muzakki juga bisa membaya zakat melalui Baznas. Menurut Mudor, ada beberapa hikmah membayar zakat melalui Baznas. Di antaranya, untuk memperlihatkan syiar Islam,  menjamin dan disiplin pembayaran zakat, serta menjaga perasaan rendah diri mustahik apabila berhadapan langsung dengan muzaki.

 

Hikmah lainnya, yakni untuk menghindari perasaan ria bagi muzaki atau kemungkinan dipuji secara berlebihan oleh mustahik. Tak hanya itu, efisiensi, efektifitas dan sasaran dalam penggunaan harta zakat menurut skal prioritas juga dapat tercapai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement