REPUBLIKA.CO.ID, SARAJEVO -- Di salah satu wilayah pinggiran Sarajevo, Bosnia Herzegovina terdapat bangunan masjid yang memiliki model bangunan cukup unik. Masjid Vogosca atau dalam bahasa lokal dikenal Džamija Vogošći, merupakan masjid kebanggaan muslim di area kota satelit, Vogosca.
Kota Vogosca merupakan wilayah penyangga, sekitar enam kilometer utara kota Sarajevo. Vogosca meliputi 72 kilometer persegi, bersebelahan dengan Hotonj, wilayah sub urban lain di sekitar kota Sarajevo.
Di wilayah berpenduduk 32.500 jiwa ini, walaupun secara mayoritas muslim sangat dominan namun tidak banyak bangunan menjadi ikon kebangaan komunitas muslim.
Ini disebabkan jejak penghancuran bangunan bersejarah umat Islam semasa pemerintahan otoriter dan perang saudara Serbia-Bosnia. Seperti kebanyakan wilayah di bekas Yugoslavia, era komunis telah menghancurkan setiap elemen kehidupan beragama di Vogosca.
Kondisi ini diperparah ketika pecah perang Serbia-Bosnia yang berkecamuk di wilayah ini pada era 1990an. Perang yang berlangsung sejak 1992 hingga 1995 tersebut telah menghancurkan 20 persen bangunan masjid.
Setelah konflik berkepanjangan itu, kurang dari 70 persen bangunan masjid, serta situs bersejarah Islam yang tersisa di seluruh Bosnia, tidak terkecuali di Vogosca.
Setelah reintegrasi Vogosca dalam negara Bosnia Herzegovina pada 23 Februari 1996, warga muslim di Vogosca yang mengungsi di berbagai wilayah kembali ke daerah ini.
Mereka pun membangun kembali salah satu masjid penting di wilayah ini yang sempat hancur akibat perang saudara. Perjalanan satu dekade Bosnia Herzegovina setelah memerdekakan diri, menunjukkan adanya harapan denyut keislaman di wilayah ini.