REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbedaan penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar. Ini diduga karena belum adanya kesepakatan tentang kriteria hilal dan metode penentuan itsbat.
Di satu sisi, perbedaan yang muncul adalah bentuk dinamika pemahamaman dan pengambilan hukum (istinbath) yang diperbolehkan dalam agama. Padahal penentuan waktu tersebut berkorelasi langsung terhadap pelaksana peribadatan umat Islam, khususnya di Indonesia.
Menyikapi semua itu, diperlukan kearifan dan kebijakan berpikir dan bersikap sambil terus mewadahi aspirasi ummat yang membutuhkan Informasi terkini.
Berkenaan dengan hal tersebut, Masjid Agung Al Azhar memandang perlu menyelenggarakan Majelis Mudzakarah secara rutin untuk setiap tahunnya. Pada tahun ini terlaksana pada hari Selasa, 5 Mei 2015 di Aula Buya Hamka dengan narasumber:
1. Prof. Dr. Ir. H. Muji Raharto (Pakar Astronomi ITB / Boscha).
2. Prof. Dr. H. Susiknan Azhari, M.A (Majelis Tarjih Dan Tajdid PP. Muhammadiyah).
3. Dr. H. Abd. Salam Nawawi, M.Ag. (Lajnah Falakiyah PBNU).
Berdasarkan hari-hari libur nasional dalam kalendar Islam Taqwim standard menunjukkan:
a. Awal Ramadhan 1436 H adalah hari Kamis, 18 Juni 2015. Jumlah hari dalam Ramadhan 1435 H dan Ramadhan 1436 H sama yaitu 29 hari.
b. Awal Syawal 1436 H adalah hari Jumat, 18 Juli 2015, bertepatan dengan Hari libur Idul Fitri 1436 H, yaitu 1 dan 2 Syawal 1436 H yang bertepatan dengan hari Jumat 17 Juli 2015 dan Sabtu 18 Juli 2015. Jumlah hari dalam Syawal 1435 H dan Syawal 1436 H sama yaitu 30 hari.
Maka berdasarkan hasil Majelis Mudzakarah Masjid Agung Al Azhar, ditetapkan bahwa 1 Ramadhan 1436 H jatuh pada hari Kamis, 18 Juni 2015 dan 1 Syawal 1436 H jatuh pada dengan hari Jumat 17 Juli 2015.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
