Ahad 03 May 2015 14:45 WIB

MIUMI: Banyak Pandangan Keliru Tentang Islam

Rep: Heri Purwata/ Red: Agung Sasongko
Terorisme
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Hamid Fahmy Zarkasyi merasa sangat prihatin atas sebuah pernyataan yang menyakitkan bagi umat Islam. Ketika umat Islam dekat dengan Allah SWT dianggap jahat terhadap manusia. Orang yang religius adalah orang yang jahat terhadap orang lain.

"Itu sebuah kesalahan berpikir dan kesalahpahaman menafsirkan. Pandangan ini harus kita ubah,” kata Hamid Fahmy Zarkasyidalam sambutannya ketika membuka Silaturahmi Nasional (Silatnas) IV  di Yogyakarta, Jumat (1/5) malam.Ditandaskan Hamid, umat Islam itu  sangat humanis. Sebab kalau umat Islam sangat dekat dengan Allah SWT, berarti memiliki ilmu sangat tinggi.

Orang yang berilmu  sangat tinggi berarti memiliki akhlaqnya tinggi. Orang yang berakhlaq tinggi berarti karakternya lebih tinggi dari pada orang-orang yang berkarakter. “Ini menjadi visi dari Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) dan itu harus dibuktikan,” tandas Hamid.

Lebih lanjut Hamid mengatakan selama ini berkembang pandangan terhadap umat Islam yang salah. Yaitu orang yang berfikir absolut  termasuk orang fundamentalis. Setiap orang fundamentalis berpotensi menjadi teroris. “Logika ini berlaku di mana-mana. Apalagi dikaitkan dengan lebel-lebel dengan nama, kalau namanya pakai Hamid, Abudullah, Muhammad dan lain-lain berpotensi teroris. 

Selain itu, ditambah dengan aksesoris seperti yang berjanggut berpotensi teroris,” kata Hamid.Karena itu,  kata Hamid, Majelis Intelektual dan Ulama Muda (MIUMI) mencoba menghadirkan Islam yang humanis, tidak hanya akidah tetapi akidah, syariah, dan akhlaq (iman, ilmu dan amal).  “Umat Islam bukan hanya pandai berhubungan dengan Allah SWT, tetapi juga pandai berhubungan dengan manusia,” kata doktor lulusan International Islamic University Malaysia (IIUM) ini.

Silatnas IV berlangsung di Yogyakarta Jumat-Ahad (1-3/5) mengangkat tema menyiapkan kepemimpinan ulama untuk Indonesia yang lebih beradab. Tujuannya mengokohkan gerakan dakwah Islamiyah melalui MIUMI di berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat jaringan dakwah nusantara.

Selama tiga hari, para pengurus MIUMI se-Indonesia akan berkonsolidasi untuk berbagi pengalaman dan saling belajar memperkuat program-program dakwah. Sedang serangkaian acara akan digelar,  Tabligh Akbar dan Forum Diskusi Pengusaha Muslim Yogyakarta bersama Ustadz Bachtiar Nasir  (Sekjen MIUMI Pusat).   

Silatnas diakhiri dengan Napak Tilas Perjalanan Jihad Pangeran Diponegoro ke Museum Diponegoro dan Goa Selarong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pangeran Diponegoro selain dikenal sebagai penjuang juga sebagai intelek muda yang menyebarkan agama Islam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement