REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Eksistensi ormas Islam di Indonesia dalam penanganan bencana alam cukup besar.
Seperti yang dilakukan oleh Persatuan Islam (Persis). “Ada divisi lembaga penanganan bencana yang dinamai Lembaga Sigap Bencana (SIGAB) yang bekerjasama dengan Pusat Zakat Ummat (PZU) dan sebagai penyalur dari lembaga ketiga yang menitipkan bantuan,” ungkap Sekretaris Umum Persis Irfan Safruddin, Kamis (30/4).
Melalui SIGAB, Persis yang berdiri pada 12 September 1923 ini sudah banyak membantu penanganan bencana alam, khususnya Indonesia.
Di antaranya, tsunami Aceh tahun 2004, gempa Jogja, banjir besar di Bandung, tsunami Pangandaran, letusan gunung Merapi, Sinabung dan juga beberapa bencana lainnya seperti banjir bandang di Garut dan banjir Maluku.
Misi kemanusiaan ke Rohingya, Myanmar serta Gaza Palestina pun telah dilaksanakan. “Untuk bantuan ke Nepal masih dalam instruksi dari Pimpinan Pusat,” jelas Irfan.
Persis bukan sekedar mengirimkan bantuan materi ke berbagai tempat tadi. Mereka juga membuka posko search and rescue (SAR).
Mereka didanai para jamaahnya serta menggunakan dana abadi (simpanan untuk siaga bencana), dan membuka rekening untuk para dermawan.
Sementara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tak mau ketinggalan. Ormas ini memiliki lembaga sigap bencana alam, Qadha Mashalih HT.
“Namun lembaga tersebut tidak permanen. Terakhir, kita membantu korban bencana longsor di Banjarnegara,” kata juru bicara HTI Ismail Yusanto.
Saat itu, mereka menyalurkan bantuan wakaf Alquran, sajadah, perbaikan pipa saluran air, dan bantuan uang tunai senilai Rp 8 juta.