REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis mengatakan inti masalah prostitusi adalah kemiskinan dan lemahnya iman. Dia menganjurkan kepada pemerintah, hendaknya membuat strategi yang unggul untuk menanggulangi kemiskinan.
"Karena miskin dan lemah iman maka seseorang akan mudah tergoda untuk menghalalkan segala cara memenuhi kebutuhan," ujar Cholil Nafis kepada Republika, Senin (27/4).
Menurut Nafis, jika menghilangkan praktik prostitusi dengan melokalisasinya, bukanlah solusi yang tepat. Menurutnya, dengan cara tersebut, masalah yang diatasi bukan dari sumbernya, dan tak lebih dari pekerjaan yang sia-sia.
"Jika sungai keruh, bukan hilir yang dibendung, tapi hulu yang dijernihkan, nanti di hilir pasti menjadi jernih," tutur Nafis.