Kamis 23 Apr 2015 17:00 WIB

Hari Santri Jangan Hanya Seremonial

Santri melantunkan ayat suci alquran saat tes Tahfidz di Kemenag,Jakarta, senin (18/8).(Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Santri melantunkan ayat suci alquran saat tes Tahfidz di Kemenag,Jakarta, senin (18/8).(Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penetapan hari santri diharapkan tidak menjadi sekedar bentuk seremonial belaka. Pemerintah perlu menjadikan penetapan hari santri sebagai semangat awal dalam menunjukkan kepedulian terhadap pendidikan Islam.

"Yang terpenting adalah komitmen pemerintah untuk membantu pendidikan Islam. Silahkan saja menetapkan hari santri asalkan itu menjadi awal bentuk kepedulian pemerintah," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Salahuddin Wahid ketika dihubungi ROL, Kamis (22/4).

Menurut tokoh yang akrab disapa Gus Sholah saat ini pemerintah belum menunjukkan kepedulian pada madrasah dan pesantren. Ia mengaku, kondisi madrasah saat ini banyak yang sudah berkualitas baik namun lebih banyak lagi yang masih tertatih-tatih. Gus Sholah pun meminta agar hal ini menjadi perhatian serius pemerintah. Ia lantas menghargai peran swasta yang kini membantu memikul beban pemerintah dalam menyediakan pendidikan untuk rakyat.

"Pondok Pesantren itu hampir seluruhnya swasta dan anggaran untuk pembinaan kecil sekali. Saya kira terjadi diskriminasi luar biasa untuk pesantren dan madrasah," ujarnya.

Gus Sholah berkata, dalam struktur di Kementerian Agama madrasah diurus di tingkat Direktorat. Sedangkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan level pendidikan menengah diurus pada tingkat Direktorat Jendral.

"Ini kan menunjukkan tidak seimbang. Pemerintah harusnya serius dan diikuti dengan alokasi dana yang cukup," ujarnya.

Gus Sholah pun mengingatkan pemerintah pentingnya komitmen pemerintah dalam membenahi pendidikan Islam di tanah air. "Hari santri kalau hanya seremonial apa gunanya. Jangan sampai seremonial saja," ujarnya. n C71

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement