REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah Muhammad Adnan berpendapat bahwa model kepemimpinan di NU lebih baik kombinasi antara manajemen tradisional dan modern.
"Kalau saya lebih setuju kepemimpinan di NU itu merupakan kombinasi karena pada suatu saat dia harus memimpin umat secara tradisional atau konvensional, tapi di waktu lain harus memimpin NU dengan manajemen modern," katanya di Semarang, Selasa Malam.
Menurut dia, dalam memimpin umat NU ada standar manajemen modern yang harus diikuti tapi juga tidak bisa melepaskan diri dari pendekatan tradisional seperti yang terjadi selama ini.
"Tidak semua yang tradisional itu negatif, nanti malah NU kehilangan jatidirinya," ujar Adnan yang secara resmi maju menjadi calon Ketua Umum PBNU dalam Muktamar Ke-33 NU yang akan digelar di Jombang, Jawa Timur, pada 1-5 Agustus 2015.
Hal tersebut disampaikan Adnan menanggapi gagasan Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Masdar Farid Mas'udi bahwa NU harus mulai memikirkan pengelolaan organisasi secara lebih modern. Menurut Masdar, pola kepemimpinan berbasis kharisma seorang kiai seperti yang selama ini diterapkan, lambat laun mulai tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
"Dulu seorang Rais Am NU itu luar biasa, tidak ada yang berani membantah ucapannya," katanya.
Namun seiring perkembangan zaman, kata dia, pola kepemimpinan absolut dan tradisional semacam itu mulai kurang cocok diterapkan untuk organisasi dengan basis massa yang besar. Masdar mengaku setuju bila NU mulai luwes dalam mengelola organisasinya dan ia mempunyai gagasan pimpinan NU tidak harus kiai, namun seorang direktur.
Masdar membandingkan dengan kemunculan pesantren-pesantren modern yang dijalankan oleh seorang direktur dan ternyata sukses karena pendidikannya jalan, sedangkan santrinya juga banyak. "Kendati demikian, doktrin-doktrin yang bersifat dasariah dan esensial tetap harus dipertahankan seperti ajaran 'ahlus sunah wal jamaah dan Khittah NU 1926 yang selama ini menjadi pegangan organisasi," ujarnya.