Senin 20 Apr 2015 14:15 WIB

Belajar Islam yang Istikamah di Kampung Gunung Cariu

Rep: c 10/ Red: Indah Wulandari
Umat Islam berdoa sebelum menggelar tradisi
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Umat Islam berdoa sebelum menggelar tradisi "megibung" atau makan bersama dalam satu wadah sesuai tradisi adat masyarakat Bali di Kampung Islam Kepaon, Denpasar, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Saat hendak memasuki Kampung Gunung Cariu, Kelurahan Cibunigeulis, Kecamatan Bungur Sari, Kota Tasikmalaya terlihat sebuah gapura kampung yang tidak biasa.

Pada gapura tersebut terdapat tulisan "Anda memasuki Kampung Gunung Cariu yang sedang belajar mengamalkan ajaran Islam, mohon berpakaian sopan dan menutup aurat dengan sempurna."

Di tiang gapura juga ada papan bertuliskan "Terimakasih untuk tidak merokok di kampung ini." Selain itu, ada sebuah tulisan lagi di balik gapura kampung. Tulisannya mengajak warga Kampung Gunung Cariu untuk menjaga shalat berjamaah.

"Mari kita jaga shalat berjamaah di masjid, Allah SWT pasti akan menjaga Kampung Gunung Cariu agar senantiasa selalu dalam keberkahan dan lindungan-Nya."

Tokoh masyarakat Kampung Gunung Cariu, Agus Sulaeman (50 tahun) mengatakan, warga kampung sebenarnya sedang belajar mengamalkan ajaran Islam. Salah satunya dengan tidak merokok.

Sebab, bagi warga Gunung Cariu, merokok dianggap sesuatu yang mubazir. Menurutnya, segala sesuatu atau kegiatan yang mubazir tidak dianjurkan dalam ajaran Islam.

"Merokok dinilai sebagai kegiatan sia-sia karena dapat merusak kesehatan dan membuat boros pengeluaran," kata Agus.

Larangan untuk tidak merokok di Gunung Cariu memang tidak wajib. Tulisan tersebut hanya berfungsi sebagai imbauan dan anjuran saja. Namun, sudah banyak warga yang mengikuti anjurannya.

Tak heran, para tamu yang datang ke Gunung Cariu ikut  merasa segan untuk merokok. Begitu pula dengan warga kampung, banyak di antara mereka yang merasa malu jika merokok di tempat terbuka.

Menurut Agus, warung-warung yang ada di dalam kampung juga telah berkomitmen untuk tidak menjual rokok.

Ketika kita melangkahkan kaki memasuki kampung, kita akan melihat banyak kalimat yang disadur dari hadist. Hadist tersebut ditempel dan ditulis diberbagai tempat di dalam kampung. Terutama di tempat yang strategis dan sering dilihat orang.

Awalnya, Kampung Gunung Cariu merupakan kampung yang tertinggal. Kemudian datang seorang dermawan yang ingin membangun kampung. Ia membangun tempat isi ulang air minum, lapangan futsal dan memberi modal usaha untuk ibu-ibu rumah tangga.

Selain itu, ia juga berencana membangun pesanten di Kampung Gunung Cariu. Pada akhir tahun 2013, ia bersama warga kampung membuat anjuran bagi warga kampung.

Anjuran yang pertama, warga disarankan untuk menutup. Baik laki-laki mau pun perempuan, semua dianjurkan menutup aurat dengan baik.

Kemudian, pada pertengahan tahun 2014, warga dianjurkan untuk tidak melakukan kegiatan yang sia-sia seperti merokok. Menurut Agus, anjuran-anjuran yang dibuat telah cukup berhasil.

"Tingkat keberhasilannya dinilai mencapai 75 persen, banyak warga yang semakin baik dalam mengamalkan ajaran Islam," ujar Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement