REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Hasyim Muzadi mengatakan, dalam melakukan pemberantasan radikalisme teroris di Indonesia, pihak keamanan negara harus melakukan pendekatan dan pengamanan secara ‘Indonesiawi’.
Artinya jangan sampai penghilangan teroris ini mempunyai latar belakang lain seperti pembataian teroris di luar negeri yang memiliki berbagai kepentingan termasuk kepentingan ekonomi. "Kita harus bisa menghilangkan terorisme di Indonesia dengan cara kita sendiri. Jangan gunakan cara negara lain," ujarnya.
Sementara, Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT Brigjen Pol Rudi Sufahriadi mengatakan, pihaknya masih melakukan pengkajian mengenai hukum apa yang bisa diterapkan secara nasional untuk mengantisipasi warga Indonesia yang berpulang ke tanah air setelah berangkat dari Suriah maupun Turki. Selama ini, BNPT juga telah melakukan upaya preventif dengan membina mereka yang kembali, agar tidak melakukan hal tidak diinginkan.
Selain itu, BNPT terus berusaha agar pemerintah tidak memberi izin warga Indonesia untuk berangkat ke kawasan Turki maupun Suriah. Ini dilakukan melihat dari kejadian terorisme di Indonesia banyak dilakukan oleh mereka alumni yang pulang dari aktivitas jihad di Afghanistan sekitar tahun 1980. Untuk itu, Rudi mengingatkan agar pemerintah Indonesia memutus rantai kepergian warga yang Suriah maupun Turki yang disinyalir akan bergabung dengan kelompok ISIS.
Terlebih kelompok ISIS dianggap memiliki ilmu pengetahuan lebih baik dalam berperang, sehingga orang yang sempat bersentuhan dengan mereka dipastikan akan memiliki ilmu lebih baik, termasuk dalam ajaran radikalisme. "Jadi paling baik adalah mencegah agar mereka tidak berangkat ke sana. Bahayanya, kalau mereka yang kembali membawa ajaran yang ada di sana, ke sini (Indonesia)," kata dia.
Untuk mengantisipasi pergerakan radikalisme teroris di kawasan Sulawesi Selatan, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo akan mengintruksikan seluruh Bupati untuk lebih banyak memanfaatkan peran masjid secara maksimal. "Jangan abaikan keberadaan masjid. Hidupkan peran mereka," jelas Syahrul.