REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Perempuan Ikatan Cendekiawan Muslim (GP ICMI) menilai rentannya perempuan terkena radikalisme itu berasal dari berbagai aspek. Menurut Ketua GP ICMI, Welya Safitri, semua itu terjadi karena disebabkan oleh kurangnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.
“Maka dari itu, perempuan perlu dibina pendidikan dan ekonominya agar terhindar dari radikalisme,” ungkap Welya saat dihubungi ROL, Rabu (8/4).
Welya menjelaskan, banyak aspek yang menyebabkan perempuan rentan terkena radikalisme seperti yang terjadi belakangan ini. Menurutnya, aspek psikologis, emosional perempuan memang sangat rentan terpengaruh paham-paham baru semisal radikalisme. Selain itu, dua hal seperti ekonomi dan pendidikan juga menjadi faktor utama mudahnya perempuan terpengaruh paham-paham baru.
Agar perempuan tidak mudah terkena radikalisme, menurut Welya, perempuan memang harus membuka pengetahuannya. Dia menegaskan, perempuan perlu banyak membaca dan mengetahui bahanyak hal. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan agar mereka tidak mudah terbawa dengan ajaran-ajaran yang mungkin saja tampak di sekitar kehidupan mereka.
“Mereka juga perlu memperdalam ilmu-ilmu semisal agama dengan menghadiri majlis taklim,” ujar Welya.