REPUBLIKA.CO.ID, Jika Anda pernah menyaksikan film The Patriot (2000), yang diperankan oleh Mel Gibson, tentu akan disuguhi dengan slot yang menampilkan marching band tengah memainkan alat musik di tengah-tengah peperangan. Aksi para personil marching band itu, nyatanya telah menjadi tradisi dalam peperangan sepanjang sejarah, tentu dengan alat musik yang berbeda.
Kebiasaan ini marak digunakan ketika era senjata mesiu bubuk (gunpowder era) pada abad ke 15-an. Suara alat musik itu dipergunakan untuk membangkitkan semangat juang dan mematahkan keberanian lawan, mengingat peperangan ketika itu benar-benar berhadapan langsung.
Dan menariknya lagi, militer Turki Utsmani, menginspirasi penggunaan alat tersebut di wilayah Eropa. Ottoman mulai mempergunakannya pada abad 13 M dengan sebutan mehter bands.
Salah satu korps eliter militer Ottoman, Janissary, tak pernah lepas dari deru suara marching band. Hasil kombinasi suaranya menggelegar terdengar hingga beberapa mil dan menimbulkan efek mengerikan. Cara jitu untuk menakut-nakuti musuh.
Ottoman memakai marching band selama penaklukkan mereka terhadap Balkan pada abad ke-14 hingga 16 M. Media ini terbukti ampuh memperkuat militer turki dalam menghadapi aliansi raksasa non-Muslim Eropa. Kristen Eropa pun akhirnya menyadari trik tersebut dan mulai tertarik menerapkannya. Setelah pengepungan Wina 1683, Austria banyak menambahkan ragam alat musik dalam marching band militer mereka. Tradisi ini lantas mulai diterapkan sebagai revolusi cara perang di Eropa selama berabad-abad.