REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Suara adzan dari speaker masjid tanpa disadari bisa menggangu kekhusyukan jamaah dan masyarakat sekitar. Dewan Masjid Indonesia (DMI) punya solusinya.
"Permasalahan yang paling sering ditemukan pada sebuah masjid adalah pemasangan sistem suara yang buruk, ini dapat mengganggu para jamaah yang beribadah," ujar Sekretaris Bidang Kominfo, Hubungan Luar Negeri, dan Kerja Sama Antarlembaga Dewan Masjid Indonesia (DMI) Hery Sucipto, Rabu (25/3).
Ia mengatakan perbaikan akustik atau sistem suara masjid akan menjadi program nasional organisasi tersebut guna meningkatkan kekhusyukan jamaah ketika beribadah.
Menurut dia, penyebab gangguan suara tersebut karena sebagian besar sistem suara pada sarana ibadah umat Muslim di Indonesia terpasang berhadapan sehingga saling memantulkan bunyi.
Selain itu, pantulan suara yang dihasilkan diperparah oleh dinding keramik yang kemudian membuat suara semakin bergema.
"Jamaah yang mendengarkan ceramah maupun yang sedang shalat bisa saja menjadi tidak khusyuk karena bunyi-bunyi ini," katanya.
Masalah ini juga disebabkan karena masih banyak pengelola masjid yang tidak paham lokasi pemasangan sistem suara yang baik. Sehingga program perbaikan akustik masjid harus terus ditingkatkan.
Walaupun satu tahun terakhir 7.300 masjid yang berada pada wilayah Jawa, Bali, dan Sumatera telah diperbaiki, saat ini DMI terus melakukan program penataan dan perbaikan akustik masjid.
"Oleh karena itu, pemberdayaan masjid harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar, yang mana suaranya tidak mengganggu dan dapat tetap membuat jamaahnya khusyuk beribadah," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
