REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Machasin menilai sulit untuk menyeragamkan tema khutbah Jumat.
Menurut Machasin, penyeragaman khutbah Jumat justru tidak sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat Indonesia yang beragam.
"Bagaimana bisa? Antara masjid yang satu dengan masjid lain lingkungannya berbeda. Di desa dan di kota tentu berbeda. Saya pikir temanya tidak perlu diseragamkan," ujar Machasin ketika dihubungi Republika, Selasa (24/3).
Machasin mengatakan tema khutbah tidak perlu diseragamkan karena justru akan membosankan. Khutbah, kata Machasin, harus sesuai dengan situasi lingkungan di suatu wilayah.
Ini karena situasi yang berkembang tentu berbeda satu sama lain. Ia lebih menekankan untuk meningkatkan pemahaman dalam pemilihan tema-tema khutbah.
"Menyeragamkan tema tentu susah karena khatib itu otonom sehingga bebas berbicara apa saja," ujar Machasin.
Untuk melarang khatib berbicara pun susah. Kalau pun ada protes, kata Machasin, biasanya pengurus masjid memilih untuk tidak mengundang kembali khatib tersebut.
Machasin pun menyatakan perlu ada lembaga yang merumuskan tema-tema khutbah. Itu supaya pilihan khutbah menjadi lebih terarah sesuai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang majemuk dan demokratis.