REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah tujuh bulan terakhir Adi Fauzan Kamal (29 tahun) tidak dapat mencari nafkah lagi sebagai distributor telur. Jangankan untuk mengangkat satu krat telur dan mengantarkannya ke pelanggan, berjalan saja tidak bisa, karena kedua kakinya lumpuh sejak Agustus 2014 lalu. Warga Jalan Alur Laut Gang Waru 1 Rawa Badak Selatan Kecamatan Koja, Jakarta Utara tersebut hanya bisa duduk dan berbaring saja.
Menurut dokter Rumah Sakit Koja, penyebab kelumpuhan kedua kakinya adalah serangan dari virus TBC yang sudah lama diderita. Pihak keluarga mau pun Adi sediri tidak mengetahui kapan persisnya penyakit TBC itu diderita. Namun memang Adi tidak pernah mengobati penyakitnya itu, sehingga virus TBC itu menyerang organ lain yang lemah. “Suami saya dulu memang pernah jatuh, namun didiamkan saja, kemungkinan itu yang menyebabkan tulang sendi kakinya rawan terserang virus,” prediksi Herawati (28 tahun), istri Adi.
Sebelum akhirnya lumpuh, pada awal Agustus 2014, Adi bekerja sebagai distributor telor di Tasik, Jawa Barat. Karena sering mengangkat yang berat-berat, Adi mulai merasa persendian kakinya ngilu dan kesakitan. Keluarga yang mengetahui kondisi Adi seperti itu langsung membawanya ke tukang urut.
Beberapa kali diurut tak kunjung menunjukan perubahan. Malah suatu waktu mata Adi seperti jereng menahan rasa sakit pada kakinya. Maka pada 20 Agustus keluarga membawanya ke RS Koja dan dirawat selama 17 hari. Sepulang dari rumah sakit, Adi malah muntah-muntah kemudian dibawa lagi dan harus rawat inap selama 14 hari. Semenjak dirawat yang kedua kali itulah Adi benar-benar lumpuh. Di samping itu virus itu juga menyerang sarafnya sampai adi tidak mengenal anak dan istrinya selama 3 hari.
Sampai saat ini, Adi masih berobat jalan ke RS Koja. Kontrol bolak balik menggunakan mobil tetangga. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kontrakan tempat tinggalnya, Adi mendapatkan bantuan dari para tetangga. Menurut dokter RS Koja, di samping menjalani terapi obat, Adi juga harus mendapat asupan yang sehat seperti makanan bergizi ditambah susu madu dan sebagainya, agar si virusnya bisa cepat mati.
Namun keluarga sangat kesulitan membeli obat-obatan, vitamin dan susu untuk bisa memulihkan kondisinya. Karena sejak lumpuh, Adi tak dapat lagi mencari nafkah. Butuh apa apa juga minta bantuan istri. Itu pulalah yang menyebabkan sang istri tak bisa mencari uang walau hanya sekedar makan, karena waktunya habis untuk mengurus suami dan satu anaknya yang masih dua tahun.
Untuk mengurangi beban keluarga Adi, melalui program Zakat Peer to Peer (ZPP), Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) menggalang dana zakat harta (dan donasi) dari kaum Muslimin. Sehingga Adi bisa sehat kembali, zakat Anda tertunaikan dan pahala untuk kita semua karena telah menolong sesama. Aamiin.
Klik : Virus TBC Serang Persendian Adi Hingga Lumpuh