REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Minimnya perhatian dari pemerintah untuk pengembangan organisasi masyarakat (ormas) Islam justru membuat mereka menjadi kreatif dalam berdakwah.
"Kita harus kreatif, tapi kita tahu kreatifnya orang miskin itu tetap sulit. Itu pandangan kita mungkin ormas-ormas lain kurang lebih seperti itu," kata Wakil Ketua Umum Al Irsyad Al Islmiyah Said Sungkar, akhir pekan lalu.
Said mengatakan, sumber-sumber pendanaan untuk dakwah selama ini didapat dari donatur potensial di bidang usaha, dari sumbangan umat dan iuran dari sekolah yang didirikan ormas. Namun, sumbangan itu dirasakan masih belum mencukupi untuk mengembangkan kegiatan ormas.
"Karena ormas Islam pada umumnya memberlakukan sekolahnya itu untuk sarana membangun untuk dakwah yang memang tidak profit oriented," katanya.
Sekolah yang didirikan ormas Islam, kata Said, jauh lebih murah dibandingkan sekolah milik pemerintah dan swasta. Lantaran orientasinya bertanggung jawab moral terhadap umat.
Di Al Irsyad, kata Said, persyaratan dana untuk dakwah itu memang terus diupayakan, baik melalui investasi atau sumbangan yang dikelola sesuai syariat sehingga kehalalannya tetap terjaga.
Yang jelas kata Said tidak mungkin ormas Islam menginvestasikan dananya untuk membeli saham yang produknya tidak halal. Misalnya, kata dia membeli saham pabrik minuman berakohol yang untungnya jauh lebih besar.