Sabtu 21 Mar 2015 18:19 WIB

Revolusi Budak Muslim di Brasil (3-habis)

Rep: mg03/ Red: Indah Wulandari
Budak di Brasil
Foto: virginia.edu
Budak di Brasil

REPUBLIKA.CO.ID,Pihak berwenang mengambil langkah preventif dengan menangkap Malam Bubakar serta mengasingkannya enam bulan sebelum waktu pemberontakan yang sudah dijadwalkan. Meski demikian, rencana pemberontakan sudah rampung dan sudah didistribusikan pula kepada umat islam di seluruh Bahia.

Sesuai rencana pemberontakan dimulai ketika waktu subuh, usai melaksanakan sholat tanggal 25 Januari 1835, atau tanggal 27 Ramadhan 1250. Waktu itu dianggap sebagai tanggal baik karena tanggal tersebut adalah tanggal paling memungkinan terjadinya Lailatul Qadar.

Semalam sebelum pemberontakan, polisi menyerbu ke salah satu masjid dan mereka menemukan para budak muslim yang sedang memegang senjata seperti pedang dan lainnya. Serbuan yang berlangsung menewaskan salah satu petugas kepolisian. Dengan demikian, pemberontakan harus dimulai lebih dini.

Meskipun harus dimulai beberapa jam lebih awal, kaum revolusioner muslim ini keluar dari masjid dan siap untuk memulai pemberontakan di tengah malam. Mereka mengenakan jubah putih panjang sebagai identitas seorang muslim.

Sebelum sisa penghuni masjid bergabung, ada sekitar 300 budak ataupun yang sudah dimerdekakan berbaris menuju kota.

Namun, akhirnya gubernur Bahia berhasil memobilisasi angkatan bersenjata lokal untuk melawan para pemberontak. Beberapa ratus budak asal Afrika bertemu denggan lebih dari 1.000 tentara dengan persenjataan canggih di jalan-jalan Salvador. Pertempuran berlangsung sekitar satu jam, dan menyebabkan kematian lebih dari 100 orang Afrika dan 14 tentara Brasil.

Pihak pemerintah jelas memenangkan pertempuran. Pemberontak tidak berhasil menggulingkan pemerintahan, tidak juga berhasil merebut kapal untuk kembali ke Afrika. Pemberontakan terlihat sudah gagal.

Para pemimpin pemberontakan, para ulama muslim diadili dan mendapatkan hukuman mati. Banyak  budak yang turut andil dalam pemberontakan diberi hukuman mulai dari penjara sampai cambuk. Meskipun di permukaan seperti gagal, ternyata ada sisi lain yang bisa dilihat.

Setelah pemberontakan muncul ketakutan besar terhadap orang-orang Afrika, khususnya yang beragamaIislam. Pemerintah Brasil mengeluarkan undang-undang yang menyebabkan deportasi masal orang-orang Afrika ke tanah kelahirannya.

Salah satu tujuan utama pemberontakan Bahia adalah kembali ke Afrika, maka dalam hal ini pemberontakan bisa disebut berhasil.

Yang lebih penting, pemberontakan Bahia memicu gerakan antiperbudakan di seluruh Brasil. Meski perbudakan tetap ada hingga tahun 1888, pemberontakan telah berhasil memicu perdebatan publik tentang keuntungan dan kerugian yang budak Afrika berikan untuk masyarakat Brasil. Hal ini dipandang sebagai salah satu peristiwa paling penting dalam perjuangan kemerdekaan bagi budak di Brasil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement