REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma’ruf Amin menilai saat ini upaya deradikalisasi masih belum optimal. Menurut Ma’ruf, keterlibatan ulama yang masih kurang menjadi salah satu penyebab hal itu.
“Deradikalisasi sudah dilakukan tapi belum cukup optimal. Ulama belum banyak dilibatkan oleh lembaga negara yang ditugasi menanggulangi terorisme,” ujar Ma’ruf kepada Republika, Ahad (15/3).
Upaya menangkal paham-paham yang menyimpang dan radikal, kata Ma’ruf, harus digencarkan. Ma’ruf berkata orang-orang saat ini mengikuti Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) berdasarkan paham bahwa menurutnya gerakan ISIS itu benar.
“Pemahaman itu harus dikoreksi dan harus dikerjakan dengan serius jangan sampai banyak masyarakat terpengaruh,” ujar Ma’ruf.
Ma’ruf mengaku tindak preventif harus menjadi nomor satu dalam upaya pencegahan radikalisme. Ia berkata, harus ada upaya terus menerus untuk mensosialisasi dan mengedukasi paham yang benar dan semestinya dianut bangsa Indonesia.
“Paham ISIS kan terkait dengan paham keagamaan sehingga tugas memang harus dipikul ulama tapi juga harus dijalankan bersama dengan pemerintah. Jadi dalam melakukan pencegahan harus sinergi antara ulama dan pemerintah,” ujar Ma’ruf.