REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Pengurus Masjid Raya Taipei meminta bantuan Nahdlatul Ulama untuk turut menangkal pengaruh radikalisme yang mengatasnamakan Islam memasuki wilayah Taiwan. "Kami atas nama pemerintah Taiwan meminta bantuan pengurus NU untuk menangkal paham-paham radikalisme," kata Direktur Eksekutif Masjid Raya Taipei, Nur Mohammad Ma, di Sekretariat Pengurus Cabang Istimewa NU Taiwan di Taipei, Ahad (15/3).
Ia menganggap NU sebagai salah satu ormas keagamaan yang memiliki pengaruh cukup kuat dengan jumlah pengikut di Taiwan yang mencapai ratusan ribu orang sangat efektif dalam membantu pemerintah Taiwan menangkal masuknya ajaran Islam yang radikal.
"Dalam 12 tahun terakhir kami banyak membantu saudara-saudara kami sesama umat Islam di Taiwan dalam menghadapi berbagai persoalan," ujarnya.
Selain NU, menurut Mohammad, pemerintah Taiwan juga mengakui Muhammadiyah dalam menjalankan aktivitas keagamaan di negara berpenduduk 23,3 juta jiwa itu. "Selain dua organisasi itu, kami tidak tahu. Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi sejumlah kelompok pekerja yang ada di Nankan, Donggang, Penghu, Yilan, Taicung, Chungli, dan daerah-daerah lain di Taiwan yang menggabungkan diri dalam wadah NU dengan membentuk pengurus ranting-ranting," ujar pengurus Asosisasi Muslim China (CMA) Taiwan itu.