Rabu 11 Mar 2015 20:05 WIB

DKM Masjid Raya Bandung Kembangkan Kotak Amal Produktif

Rep: c 01/ Red: Indah Wulandari
Masjid Raya Bandung, Jawa Barat.
Foto: Wikipedia.org
Masjid Raya Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Dewan Pengurus Masjid (DKM) Masjid Raya Bandung menyatakan sempat mencoba untuk memproduktifkan dana kotak amal untuk modal usaha maupun koperasi agar produktif. Akan tetapi, dalam praktiknya, DKM menemui beberapa kendala.

"Untuk dana kotak amal yang digulirkan (diproduktifkan) untuk saat ini belum ada," terang Sekretaris DKM Masjid Raya Atang Wahyudin, Selasa (10/3).

Atang menyatakan sebelumnya dana kotak amal masjid juga diberdayakan agar produktif, selain untuk bantuan sosial. DKM pernah membantu dana modal usaha untuk warga dari dana kotak amal.

Akan tetapi, kebanyakan dari warga tersebut tidak memberi laporan lebih lanjut terkait usahanya. Berdasarkan pengalaman tersebut, untuk sementara DKM belum kembali memproduktifkan dana kotak amal untuk dikembangkan.

 

Selain itu, dalam program pemberdayaan, DKM juga sempat memiliki koperasi yang menjual berbagai barang seperti buku, kitab, hingga mukena. Koperasi tersebut di buka di kawasan Masjid Raya Bandung.

Akan tetapi, semenjak ada peraturan pemerintah pada 2010 untuk tidak berjualan di kawasan Masjid Raya maupun Alun-alun, maka usaha koperasi tersebut dialihkan menjadi simpan-pinjam.

Terkait permasalahan ini, pihak DKM sempat mencoba untuk kerjasama dengan lembaga pengelola dana ZIS hingga tiga kali.

Usaha teraebut belum berhasil karena belum ada sambutan lebih lanjut dari lembaga-lembaga tersebut. Meski begitu, DKM tetap mencoba mencari kerjasama dengan banyak pihak yang dapat membantu.

"Alhamdulilah, bulan ini ada kerjasama dengan Majelis Taklim Wirausaha dari Jakarta terkait pemberdayaan ekonomi umat," lanjutnya.

Atang menyatakan, dari tujuh kotak amal besar dan sekitar 30 kotak amal kecil di Masjid Raya Bandung, DKM mencatat pemasukan sekitar Rp 900 juta pada 2014 lalu.

Dana ini sebagian digunakan untuk program rutin sepert biaya pemeliharaan, kesekretariatan hingga biaya listrik dan telepon, juga untyk program intensional dan sosial.

Untuk sosial, dalam sebulan biasanya DKM Masjid Raya bandung memberi bantuan kepada 40-50 indovidu dan 5-10 yayasan, termasuk madrasah, panti asuhan dan panti jompo, dengan nominal bervariatif.

 Untuk bantuan individu, akan disesuaikan dengan kebutuhan individu tersebut. Sedangkan untuk bantuan ke lembaga dipatok dengan nominal maksimal Rp 500 ribu. Pada 2014, DKM membantu 250 yayasan.

"Kalau individu biasanya untuk biaya ongkos musafir, pengobatan dan pendidikan," jelas Atang.

Atang menyatakan adanya Alun-Alun di dekat lokasi Masjid Raya juga membantu pemasukan masjid. Jika sebelumnya dalam seminggu pendapatan dari kotak amal berkisar Rp 13-14 juta, sekarang rata-rata mencapai Rp 22 juta. 

Pengamanan kotak amal dilakukan dengan ketat. Atang menjelaskan, kotak amal hanya dibuka oleh petugas ber-SK sebulan sekali dan pencatatan dilakukan secara mendetail hingga ke uang koin.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement