Senin 09 Mar 2015 19:15 WIB
Kontroversi Banci Jadi Imam

Kemenag: Buku 'Banci Jadi Imam' Berisiko Salah Tafsir

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agung Sasongko
Isi buku pelajaran yang menulis banci boleh jadi imam shalat. (ilustrasi)
Foto: Facebook/Rika Rahma Dewi
Isi buku pelajaran yang menulis banci boleh jadi imam shalat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan, buku fikih yang membahas khuntsa (orang berkelamin ganda) boleh menjadi imam bagi jamaah shalat perempuan terlalu berat bagi anak SD.

"Saya sepakat dengan pendapat MUI kalau fikih soal khuntsa itu  terlalu berat dan terlalu ketinggian bagi anak SD. Seharusnya tema-tema semacam itu tidak dibahas di SD," kata  Kamaruddin, Senin, (9/3).

Anak-anak SD tidak usah diberi wawasan yang bisa memberatkan pikiran mereka. Dikhawatirkan kalau fikih soal khuntsa terlalu berat bisa membuat mereka salah tafsir, juga salah paham.

"Kalau mendalami fikih soal khuntsa sebaiknya dibahas di tingkat mahasiswa. Di sana bisa dibahas lebih detil di bab hukum syariah."

Anak-anak SD, terang dia, sebaiknya diberi materi pelajaran yang  dasar dulu. Antara lain tata cara shalat, wudhu, tayamum, juga tata krama dengan orangtua.

Fikih soal khuntsa, selain berat juga mengandung nilai yang kontroversial. Jadi, sebaiknya tidak diajarkan kepada anak SD.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement