REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Bidang Dakwah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Ahmad Yani menilai strategi dakwah era digital merupakan kemajuan yang harus disyukuri bersama. Karena ada orang yang menggunakan media sosial untuk berdakwah daripada digunakan untuk menyebarluaskan hal-hal yang tidak benar.
Karena itu, kemajuan tersebut harus disambut juga dengan sikap proaktif para ulama dalam memanfaatkan sarana dan prasarana digital yang sudah tersedia. Kalau tidak, nantinya sarana tersebut bisa dimanfaatkan dengan cara yang belum tentu benar oleh orang yang tidak memiliki pemahaman tentang agama.
"Seharusnya para ulama para mubalig aktif menggunakan media ini untuk berdakwah, Kalau tidak nanti orang-orang yang tidak paham agama yang memanfaatkan", ujar Yani Kepada ROL, saat diwawancarai Ahad (8/3).
Dia melanjutkan orang yang pemahaman keagamnya belum baik menurut Yani bisa jadi dia hanya copy paste saja dari yang sudah beredar. Bahkan isinya banyak yang kurang, sumbernya terkadang tidak jelas. Karena hal tersebut bisa mengakibatkan informasi yang berkembang menjadi tidak sempurna dari persoalan yang sebenarnya.
Yani juga memperinci, maka ulama harus terlibat langsung membuat materi dakwah secara digital. menurutnya kalau ulama tidak terlibat di dalamnya nanti orang melupakan ulama dalam hal memahami masalah agama.
"Jadi tuntutanya adalah para ulama harus ikut serta dalam hal ini, menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada umat", ujar Yani.
Dia melanjutkan kalau ulama tidak terlibat, atau dia tidak mau melayani karena tidak praktis dan repot. Akibatnya masyarakat akan melupakan ulama.