REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Di tengah meningkatnya perasaan tidak aman di kalangan agama minoritas. Prancis meluncurkan langkah-langkah baru yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan untuk populasi Muslim di negara tersebut serta menjalin hubungan yang lebih erat dengan masyarakat.
"Kami ingin membentuk forum yang paling representatif mungkin. Kita harus mengizinkan semua perwakilan Islam yang toleran dan damai untuk membahas dan menyelesaikan masalah secara tertib," ujar Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve seperti dilansir Islam Online (27/2).
Ia menjelaskan, salan satu langkah baru yang ditempuh pemerintah Perancis yakni akan mengadakan forum dialog dua tahunan dengan umat Islam. Langkah ini dilakukan pascapenyerangan Charlie Hebdo Januari lalu. Selain itu, rencana tersebut datang dari deklarasi Perancis Muslim Council (CFCM) yang mengangap pemerintah tidak mampu menangani tantangan yang dihadapi minoritas.
Langkah lainnya yang ditempuh pemerintah Perancis yakni di bidang keamanan. Pemerintah menempatkan sekitar 1.000 situs Muslim, termasuk pusat-pusat kebudayaan dan masjid, di bawah pengawasan polisi dan militer. Selain itu, Pemerintah kini berencana untuk memasang CCTV di situs Muslim paling berisiko terhadap serangan Islamofobia.
Ia menambahkan, pelatihan pengkhotbah dan imam juga merupakan bagian penting dalam langkah-langkah baru. Sebagian besar fokus akan pada pelatihan pengkhotbah Muslim, mencoba untuk mendorong munculnya generasi imam terlibat penuh dalam Republik.
Dalil Boubakeur, kepala organisasi Islam Conseil Francais du Culte Musulman (CFCM) dan rektor Masjid Agung Paris, Selasa mengatakan ia telah diminta oleh pemerintah untuk memberikan pelatihan bagi imam dalam rangka untuk memastikan bahwa mereka tidak menyebarkan pesan-pesan ekstrimis.