Kamis 26 Feb 2015 10:50 WIB

Kaya Lewat Bahasa Arab

Rep: mg3/ Red: Damanhuri Zuhri
Buku panduan cara cepat membaca kitab dan menguasai bahasa arab, Al Hadist diperlihatkan saat kursus bahasa arab angkatan II di Jakarta, Senin (2/2). (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Buku panduan cara cepat membaca kitab dan menguasai bahasa arab, Al Hadist diperlihatkan saat kursus bahasa arab angkatan II di Jakarta, Senin (2/2). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia adalah negara dengan jumlah pemeluk Islam terbesar di dunia. Namun, sangat sedikit orang Islam di Indonesia yang menguasai bahasa Arab. Padahal, sekarang bahasa Arab merupakan salah satu bahasa terpopuler di dunia.

Selain bermanfaat banyak untuk mendalami Alquran dan hadis, belajar bahasa Arab juga bermanfaat bagi karier. “Bahasa Arab itu bahasa agama. Kedua, bahasa Arab digunakan banyak negara,” kata dai sekaligus entrepreneur muda Tri Wahyudi kepada Republika.

Bahasa Arab digunakan di banyak negara. Mereka yang menguasai bahasa Arab otomatis akan mendapat banyak keuntungan dari aspek bisnis maupun agama.

Tri mencontohkan pengalamannya. Sebagai seorang pengusaha biro perjalanan, dia beberapa kali kedatangan tamu dari Timur Tengah. Kemampuannya berbahasa Arab membuat Tri mampu meyakinkan para tamunya.

Saat ini, Tri mengaku tengah berbisnis buah dengan seorang temannya dari Timur Tengah. Dia juga sedang merintis bisnis batu mulia dari Semarang dan Aceh untuk dibuat tasbih ke pasar Timur Tengah.

Selain itu, kata Tri, kemampuan berbahasa Arab juga bisa dimanfaatkan untuk menjadi pembimbing haji dan umrah.

“Dengan bahasa Arab, banyak sekali mengajari motivasi yang luar biasa, bahasa yang halus. Anda bisa juga jadi seorang pengusaha, yang pasti bahasa Arab adalah bahasa yang diakui PBB,” katanya menerangkan.

Ilmuwan muda penemu metode belajar bahasa Arab dari lembaga al-Mustaqilli, Agus Shohib Khoironi, mengaku heran dengan keterbatasan pemeluk Islam di Indonesia memahami agama.

Dia mengatakan, sebuah penelitian menyebutkan hanya ada 45 persen pemeluk Islam yang mampu membaca Alquran.

“Sedangkan, yang mampu membaca Alquran dengan benar dan fasih hanya 4,5 persen. Namun, yang mampu memahami Alquran dan bahasa Arab tidak lebih dari 0,4 persen,” ujarnya.

Dari pengalamannya selama 27 tahun berkecimpung di ranah agama dan bahasa, Agus sampai pada kesimpulan bahwa metode belajar bahasa Arab yang digunakan selama ini sulit dipahami orang Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement