Selasa 17 Feb 2015 16:34 WIB

Lembaga Filantropi Islam Siap Atasi Dampak Konflik dan Perang

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Indah Wulandari
Presiden ACT, Ahyudin
Foto: ROL/Sadly Rachman
Presiden ACT, Ahyudin

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Keberadaan lembaga filantropi berbasis keislaman sangat dibutuhkan untuk menggalang bantuan bagi sesama.

"Makanya lembaga filantropi Islam mengambil peran itu dengan membantu masyarakat yang jadi korban konflik dan perang," kata Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin, Selasa (17/1).

Ia mengatakan, saat ini  di berbagai negara di dunia banyak dilanda masalah kemanusiaan yang disebabkan oleh konflik maupun perang. Namun, masalah kemanusiaan ini paling banyak menimpa umat Muslim.

Dalam konflik maupun perang, ujar dia, masyarakat sipil sering menjadi korbannya.

Oleh karena itu, berbagai lembaga filantropi Islam seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT), Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Dompet Dhuafa, Lembaga Amil Zakat Nahdlatul Ulama (LAZISNU), LAZIS Muhammadiyah berperan penting untuk membantu masyarakat sipil yang menjadi korban konflik, perang, maupun bencana alam.

Menurut  Ahyudin, sehebat apapun pemerintah maupun PBB, mereka tidak bisa menyelesaikan masalah kemanusiaan akibat konflik atau perang sendirian.

ACT sendiri, terang dia, sudah aktif mengirimkan bantuan pangan dan kesehatan ke berbagai negara yang dilanda konflik, perang, dan bencana.

"Kami juga mengirimkan relawan untuk dikirim ke negara-negara tersebut guna membantu penduduk lokal yang tengah kesulitan,"ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement