REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sri Sultan Hamengku Buwana X di acara Kongres Umat Islam Indonesia ke-6 (KUII) di Yogyakarta mengungkapkan fakta sejarah yang tidak banyak diketahui bangsa Indonesia. Keraton Yogyakarta disebutkan sebagai kelanjutan Khilafah Turki Utsmani.
Menurut Sri Sultan Hamengku Buwana X, bukti Keraton Yogyakarta sebagai kelanjutan Khilafah Turki Utsmani ditandai dengan penyerahan bendera hitam dari kiswah Kabah bertuliskan 'La Ilaha Illa Allah' dan bendera hijau bertuliskan 'Muhammad Rasul Allah'. Kedua bendera itu masih disimpan di Keraton Yogyakarta.
Menanggapi hal itu, Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah, Musni Umar mengapresiasi upaya Sultan untuk memberikan pencerahan, penyadaran kepada umat Islam kalau Keraton Yogyakarta sebagai tempat melanjutkan nilai-nilai Islam yang dibawa pada masa Khilafah Turki Utsmani.
Hingga kini, ujar Musni, Keraton Yogyakarta masih melaksanakan nilai-nilai Islam yang dibawa pada masa Khilafah Turki Utsmani. "Nilai-nilai itu antara lain kebersamaan, pembaharuan, kesetaraan, persamaan," ujarnya, Rabu (11/2).
Nilai ini, terang dia, terlihat dari bagaimana Keraton dan Sultan dalam memperlakukan rakyat Yogyakarta. Sultan terlihat begitu peduli dan dekat dengan rakyat Yogyakarta.
Beliau, kata Musni, selalu memperhatikan rakyatnya. Jadi meskipun Khilafah Turki Utsmani di Turki sudah luntur tetapi nilai-nilainya masih dipraktekkan di Keraton Yogyakarta.