Kamis 05 Feb 2015 17:06 WIB
Indonesia Darurat Pornografi

Mensos: Indonesia Darurat Pornografi

Anti-Pornografi (ilustrasi)
Foto: ROL
Anti-Pornografi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa kembali menegaskan, saat ini Indonesia sudah masuk darurat pornografi lantaran biaya untuk belanja pornografi sepanjang 2014 diperkirakan mencapai Rp50 triliun, sama dengan belanja untuk narkoba.

"Selain itu, dari seluruh kasus hukum terkait pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia, 45 persen di antaranya merupakan kejahatan seksual yang melibatkan anak di bawah umur, bahkan hingga anak usia dini," kata Khofifah di Samarinda, Kamis (5/2).

Selanjutnya kata dia lagi, dari 45 persen korban seksual yang melibatkan anak tersebut, terdapat beberapa kejadian yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri atau inses. Dia mencontohkan salah kasus inses yang terjadi di Kota Samarinda, Kaltim, merupakan salah satu kejahatan yang parah, yakni ayah kandung menyetubuhi anaknya sendiri hingga anak tersebut memiliki dua anak.

Kemudian anak dari hasil hubungan inses tersebut setelah tumbuh menginjak remaja, disetebuhi lagi hingga hamil, sehingga bayi yang seharusnya menjadi cicitnya tersebut, justru merupakan hubungan dari inses.

Ini merupakan kejahatan seksual yang dilakukan oleh pelaku secara berderet. Ini merupakan kejadian yang tidak seharusnya dilakukan karena seorang ayah seharusnya melindungi anaknya, bukan malah sebagai pelampiasan nafsu birahi. Kini pelaku inses tersebut sudah mendekam di penjara.

Dia mengusulkan, jika ada pelaku yang sudah terbukti berderet-deret melakukan kejahatan seksual, hendaknya hukumannya ditambah dengan memotong alat vital penumbuh libido sehingga tidak bisa melakukan kejahatan seksual lagi.

Dia juga mengatakan, selain faktor moral dan akhlak, diantara penyebab munculnya inses adalah karena rumahnya yang tidak layak huni. Misalnya, dalam satu rumah tangga miskin yang rumahnya hanya satu petak dan tidak memiliki kamar tidur, sementara anaknya banyak dan ada yang perempuan, maka kondisi itu menjadi hal yang rawan bagi anak perempuan.

"Ketika malam dan semua anggota keluarganya tidur berjejer dalam satu petak, kemudian sang ayah "kepingin", namun ada setan lewat, maka ayah tersebut tinggal memilih siapa yang diinginkan. Untuk itu, Kemensos memprogramkan untuk pembangunan rumah layak huni, kata Khofifah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement