Senin 02 Feb 2015 03:05 WIB

Muslimah India: Jilbab Banyak Disalahpahami

Rep: c82/ Red: Agung Sasongko
Muslimah berjilbab (ilustrasi)
Foto: AP
Muslimah berjilbab (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Fashion blogger India, Farsheen Naqi (22) turut ambil bagian dalam peringatan Hari Hijab Sedunia. Dalam peringatan itu, Naqi bersama koleganya bermaksud untuk meningkatkan kesadaran tentang jilbab dan menghilangkan kesalahpahaman yang selama ini beredar.

Salah satu anggota penyelenggara, Heba Zahra mengatakan, bergabungnya ia dalam acara tersebut untuk membantu kampanye menghilangkan sifat menghakimi orang dengan prasangka yang buruk mengenai jilbab di dalam masyarakat.

"Semua orang harus terbuka tentang pilihan dan pendapat masing-masing dan lebih toleran terhadap semua agama," ujar Heba, Senin (2/2).

Ada sekitar 140 juta muslim di India yang dimayoritasi oleh agama Hindu. Angka ini menempatkan India sebagai negara muslim terbesar di dunia setelah Indonesia dan Pakistan.

Perayaan World Hijab Day atau Hari Hijab Dunia diperingati pada 1 Februari. Gagasan tersebut ternyata muncul dari seorang warga muslim New York, Nazma Khan yang menginginkan perempuan muslim maupun non muslim menggunakan jilbab dalam satu hari. Tujuannya, tak lain untuk menumbuhkan toleransi dalam beragama.

Dikutip dari situs resmi World Hijab Day, World Hijab Day muncul pertama kali pada 1 Februari 2013. Bagi sebagian perempuan di dunia barat, jilbab merupakan simbol penindasan dan pembeda. Dengan mengajak perempuan non muslim menggunakan jilbab dalam satu hari, Nazma berharap dapat membuka mata mereka untuk melihat alasan kenapa perempuan muslim memilih untuk menggunakan jilbab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement