REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para santri dinilai siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai diberlakukan November 2015 mendatang. Ini karena, para santri telah dididik berbagai llmu pengetahuan layaknya sekolah umum, mulai dari ilmu sains, bahasa hingga ilmu agama.
"Secara umum kita siap, Pesantren tidak kalah dengan sekolah umum lainnya,"ujar Pimpinan pesantren Tebu Ireng Shalahuddin Wahid pada ROL, Rabu (28/1).
Karena itu, kata Gus Sholah, kesiapan untuk menghadapi persaingan pada MEA nanti tergantung para santri itu sendiri."Kami secara khusus tidak menyiapkan tenaga kerja, tapi mendidik dan memberikan pelajaran baik itu ilmu umum maupun agama,"jelasnya.
Selain itu, Gus Sholah, juga mengakui bahwa sistem pendidikan Pesantren masih banyak kekurangan dan perlu diperbaiki. Tapi, secara umum dirinya yakin bahwa Pesantren sudah siap menghadapi MEA.
Karena secara tidak langsung dengan adanya pasar bebas atau MEA telah mempengaruhi tata cara pengajaran di Pesantren. Yang memang mengajarkan pelajaran sesuai kurikulum nasional ditambah muatan lokal tentang keagamaan.
Untuk itu, Gus Sholah menilai pesantren cukup beri bekal dalam menghadapi MEA nantinya,"Kami cukup beri bekal para santri untuk menghadapi pasar bebas nanti. Mudah-mudahan para santri juga siap,"ungkap dia.