REPUBLIKA.CO.ID, LILONGWE — Umat Muslim Malawi berharap pemerintah setempat mau menjadikan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai hari libur nasional di negara tersebut.
Keinginan itu disampaikan sejumlah aktivis yang tergabung dalam al-Traq Qadeia Sunni Association, sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam yang berbasis di Malawi. “Umat Muslim di negeri ini ingin pemerintah menetapkan Maulud Nabi Muhammad SAW sebagai hari libur umum,” ujar Direktur Eksekutif al-Traq Qadeia Sunni Association, Faizal Aboo, kepada Anadolu, akhir pekan lalu.
Mengusung tema 'Islam Agama yang Damai', peringatan Maulid Nabi SAW di Malawi tahun ini diadakan di Kota Blantyre yang merupakan pusat keuangan dan perdagangan di negara itu. Ribuan umat Islam hadir dalam perhelatan yang digelar pada Ahad (4/1) itu.
Sebagai negara demokrasi, kata Aboo, Malawi perlu mempertimbangkan hak kaum Muslimin untuk memperingati hari kelahiran nabi mereka di rumah masing-masing. Menurutnya, umat Islam harus diberi kesempatan untuk membebaskan diri dari pekerjaannya selama sehari penuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal.
Secara resmi, Malawi adalah negara sekuler. Namun, perwakilan Muslim di pemerintah Malawi, Peter Mutharika, berjanji untuk menyampaikan permohonan tersebut kepada presiden dalam waktu dekat.
Islam adalah agama terbesar kedua di Malawi setelah Kristen. Menurut data sensus terakhir, jumlah populasi Muslim Malawi mencapai 36 peresen dari total 16 juta penduduk negara yang terletak di kawasan selatan Afrika itu.