REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Sebuah perusahaan berbasis di Singapura baru saja meluncurkan aplikasi online yang memungkinkan para foodies dan wisatawan Muslim menemukan restoran halal di seluruh dunia. Aplikasi gratis HalalTrip ini tersedia untuk perangkat Apple iOS dan Android.
Pengguna bisa mengambil dan mengupload foto dari hidangan halal ketika dia berjalan-jalan ke suatu negara, kemudian menuliskan komentar dan berbagi infonya di media sosial. Istilah halal digunakan untuk makanan, produk, dan layanan yang sesuai dengan syariah Islam.
"Makanan halal adalah salah satu pendorong terbesar pariwisata untuk pasar Muslim," kata Chief Executive HalalTrip, Fazal Bahardeen, dilansir dari Daily Sabah via AFP, Kamis (8/1).
Bila bepergian, kata Fazal, salah satu perhatian utama umat Islam adalah makanan halal. Apa yang dilakukan perusahaan HalalTrip adalah membawa elemen media sosial untuk menemukan makanan halal dan membuatnya lebih menyenangkan dan intuitif.
Fazal memproyeksikan perjalanan wisata dari pasar Muslim bernilai lebih dari 192 miliar dolar AS per tahun secara global pada 2020 nanti. Jumlah ini naik dari 140 miliar dolar AS pada 2013.
Di Turki, Fazal memperkirakan ada setidaknya lima ribu perusahaan dengan sertifikat halal. Turki adalah salah satu pasar paling penting di dunia untuk makanan halal.
Meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam, sayangnya Turki lebih tertinggal dibandingkan dengan negara lain yang berkaitan dengan sertifikasi halal.
Sebagai contoh, Brasil mengekspor senilai 6,5 miliar dolar AS daging halal ke negara-negara dengan populasi Muslim di seluruh dunia. Brasil lebih sukses dari Turki.
Turki, kata Fazal, memiliki posisi bagus untuk merebut pasar ini setelah memperkuat sertifikasi halalnya dengan beekrja sama dengan lembaga-lembaga akreditasi, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), JAKIM Malaysia, MUIS Singapura, dan Dewan Halal Dunia.
Pasar makanan dan minuman halal bertumbuh hingga 1,1 triliun di seluruh dunia pada 2013, menurut catatan terbaru Dubai Chamber of Commerce and Industry.
Secara global, industri makanan halal berkembang di seluruh dunia, terutama di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara (Mena), Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Indonesia menjadi pasar makanan halal terbesar di dunia dengan nilai 197 miliar dolar AS pada 2012, menurut laporan tersebut.