REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada musim peringatan maulid (kelahiran) Nabi Muhammad SAW seperti sekarang ini, biasanya juru dakwah (dai) mendapatkan undangan berdakwah lebih banyak dibanding bulan lain.
Majelis Ulama Indonesia mengimbau para dai untuk tidak mematok harga tertentu untuk brdakwah. “Jangan dipatok harga sekian atau sekian,” ujar Wasekjen MUI Amirsyah Tambunan kepada Republika, Kamis (1/1)
Dia mengatakan pematokan harga seperti itu, bertentangan dengan semangat syiar Islam. Pematokan harga, kata Amir, disebut sebagai komersialisasi agama yang seharusnya dihindari. “Islam mengajarkan keikhlasan dalam melakukan syiar,” kata dia.
Selain itu pematokan harga seperti itu dapat mencederai keikhlasan dalam berdakwah. Padahal, penyebaran islam selalu diawali oleh niat tulus para pembawa agama yang menyampaikan kebaikan islam hingga ke pelosok daerah.