Ahad 21 Dec 2014 04:35 WIB

Pesantren di Bogor Gelar Pengajian Sambil Membahas Sejarah

KH Hasyim Ashari
Foto: flickr
KH Hasyim Ashari

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Pesantren Hamalatul Quran Al-Falakiyah Pagentongan, Kota Bogor, Jawa Barat, menggagas kegiatan Ngaji Sejarah Laskar Ulama-Santri.

"Kegiatan itu berupa bedah buku Laskar Ulama-Santri dan Resolusi Jihad dengan menghadirkan penulisnya Zainul Milal," kata Pengasuh Pesantren Hamalatul Quran Al Falakiyah KH Asep Zulfiqor, Sabtu (20/12).

Kiai Zulfiqor mengungkapkan, pengetahuan sejarah sangat penting, terutama untuk para santri. Lantaran  banyak peran ulama tidak tertulis dalam sejarah.

"Sejarah itu hanya berhenti pada katanya dan katanya," katanya.

Ia mencontohkan tentang sosok KH Falaq Abbas, penyebar Islam di wilayah Bogor, yang ternyata tidak ada ditulis dalam sejarah, padahal punya peran besar.

Penulis buku Zainul Milal memaparkan bahwa tidak ada gerakan rakyat yang sangat bersejarah pada 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur, tanpa adanya resolusi alias seruan jihad yang dikeluarkan Nahdlatul Ulama (NU).

"Gerakan rakyat, tepatnya ulama dan santri pada 10 November 1945 di Surabaya tidak akan meletus tanpa adanya resolusi jihad yang dikeluarkan Rais Akbar NU Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ary pada 22 Oktober," katanya.

Ia mengatakan pada 22 Oktober 1945, Netherland Indian Civil Administration (NICA) dari pemerintahan Belanda datang untuk kembali merebut kekuasaan Hindia Belanda di Surabaya.

Hal tersebut mendorong Hasyim Asy'ari bersama para ulama NU lainnya menyerukan resolusi jihad melawan tentara Belanda dan sekutu yang dipimpin Inggris.

KH Hasyim Asy'ary menandatangani resolusi jihad di kantor NU Bubutan, Surabaya.

Setelah itu, meletuslah peristiwa 10 November 1945. Kaum santri dan masyarakat dari berbagai penjuru Pulau Jawa berbondong-bondong melakukan perlawanan terhadap gabungan pasukan NICA dan Inggris.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement