REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Icah (53 tahun) sehari-hari berbaring lemas, badannya semakin kurus tetapi perut semakin membesar.
Awalnya, pada Juni lalu, pengupas bawang tersebut mengeluh perutnya merasa begah dan makin membesar. Sempat diperiksakan ke dokter dan didiagnosa terdapat cairan di livernya,
Icah tak pernah berobat lagi karena kendala biaya. “Boro-boro buat kontrol, untuk makan aja kami susah,” kata suaminya, Saumin (54 tahun).
Maklumlah suaminya, hanya seorang Ketua RT yang tidak punya gaji, biasanya malah membantu Icah mengupas bawang dengan upah Rp 200 ribu setiap pekannya. Bila tidak ada order kupas bawang, pasangan suami istri ini cocok tanam seadanya di depan rumah di Karangrahayu, RT 002 RW 002 No.109, Kampung Pelaukan, Karang Bahagia, Bekasi Barat.
Maka, perut Icah yang makin membesar dikompres dengan air hangat atau bahan-bahan alami lainnya. Setiap harinya pun ia hanya mau makan bubur. Akibat nafsu makan yang menurun, berat badan nenek satu cucu itupun menurun drastis.
Tatkala penyakitnya semakin parah, berbekal uang pinjaman Icah dilarikan ke RS Sander dan dirawat selama dua pekan. Pada hari kedua perawatan, cairan di liver Icah disedot. Hasil pemindaian CT scan pada Rabu (26/11) lalu menunjukkan adanya benjolan kecil di livernya.
“Benjolan itu harus diangkat kemudian dilihat apakah ganas atau jinak. Jika ganas maka harus kemoterapi,” ungkap Saumin.
Melalui detikHealth di situs detik.com, keluarga Icah sudah mendapat Rp 4 juta yang langsung habis digunakan untuk membayar utang biaya pengobatan sebelumnya.
Untuk meringankan beban keluarga Icah, Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) menggalang dana zakat mall (atau pun donasi) dari kaum Muslimin melalui program Zakat Peer to Peer (ZPP). Sehingga benjolan di liver pengupas bawang tersebut dapat diangkat dan tubuhnya kembali sehat. Dan semoga bantuan ini menjadi wasilah kita semua untuk selamat dunia akhirat.
#YukBantu Nenek Icah! Klik disini >> http://goo.gl/6m21iC