Rabu 26 Nov 2014 13:47 WIB

Menag: IAIN Antasari Punya Daya Ungkit

Gedung rektorat IAIN Antasari Banjarmasin.
Foto: Wikipedia.org/ca
Gedung rektorat IAIN Antasari Banjarmasin.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari, Banjarmasin memiliki potensi dan daya ungkit untuk maju jika mampu memanfaatkan daya dukung serta lingkungan yang strategis.

"Potensi tersebut antara lain berupa kedudukan dan eksistensi dan peran dari IAIN sendiri," kata Lukman Hakim di hadapan para peserta wisuda Sarjana ke-56, sekaligus peringatan setengah abad perguruan tinggi tersebut di Banjarmasin, Rabu (26/11).

Pada acara tersebut nampak Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Rudy Ariffin, Rektor IAIN Antasari Prof Dr Fauzi Aseri MA, Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam Prof Dr Dede Rosada dan sejumlah undangan lainnya.

Menteri Lukman mengatakan, dalam konteks masyarakat plural di Indonesia, maka perguruan tinggi di Banjarmasin itu bisa dioptimalkan dan memiliki daya tarik dan ungkit yang cukup besar.

Hal itu didasari, pertama Islam didasari dengan nilai-nilai luhur dan paripurna, dapat dijadikan rujukan dan benteng moral dan mempertahankan sendi-sendi keberagaman Indonesia.

"Saya yakin hal itu bisa terwujud jika Islam mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam tatanan beragama, berbangsa dan bermasyarakat," katanya.

IAIN berada pada posisi yang menentukan, karena dapat memberi kontribusi bagi bangsa dan umat melalui kajian dan studi dan penelitian mendalam berkenaan dengan keagamaan yang moderat dan majemuk. Karya-karya akademik dosen, hasil penelitian dan publikasi dapat diarahkan dan diabadikan pada misi kelembagaan IAIN.

Ia mengatakan, IAIN dan perguruan tinggi agama Islam berada pada basis komunitas Muslim dengan segala variannya. Ada NU, Muhammadiyah, Tarbiyah Islamiyah, Persis, Nahdlatul Wathan. Disamping itu ada kelompok Islam "garis keras" seperti Hizbut Tahrir, FPI, Majelis Mujahidin.

"Pada saat yang sama perguruan tinggi Islam berada pada lingkungan sosiologis yang majemuk baik suku, ras dan agama dalan Negara Kesatuan RI," kata Lukman. Posisi ini sangat menguntungkan karena IAIN dapat menjadi jaring pengaman sosial atau penyangga wilayah, sekaligus penjaga moralitas.

Hal lain, lanjut Menag, adalah IAIN sebagai pusat pengkajian dan pengembangan Islam di Tanah Air. Atas keunggulan yang dimiliki IAIN, maka ke depan perguruan tersebut harus memiliki nilai keunggulan dan nilai daya tawar.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement