Rabu 19 Nov 2014 20:39 WIB

Kembangkan Wisata Syariah, Pemerintah Harus Lebih Aktif 'Menjual'

Sejumlah kaum Muslim berjalan usai menuaikan shalat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Provinsi ini tengah berbenah menjadi kawasan destinasi wisata syariah.
Foto: Republika/Prayogi/c
Sejumlah kaum Muslim berjalan usai menuaikan shalat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Provinsi ini tengah berbenah menjadi kawasan destinasi wisata syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wisata syariah tengah menjadi tren di dunia. Sejumlah negara, seperti Jepang dan Inggris bahkan serius mengembangkan wisata syariah. Bagaimana dengan Indonesia?

Direktur Utama Alisya Nurul Baqi Travel dan Tour, Alisya Fianne mengatakan, pemerintah baik pusat dan daerah lebih aktif memperkenalkan destinasi yang menarik bagi wisatawan Muslim. Selama ini, promosi daerah lain diluar destinasi yang sudah ada cukup terbatas.

"Intinya Indonesia memiliki banyak hal yang bisa dikembangkan. Jadi, operator bisa menjual kepada wisatawan Muslim," kata dia saat dihubungi ROL, Rabu (19/11).

Menurut Alisya, pakem pengembangan wisata syariah selalu merujuk destinasi yang sudah ada tetapi tidak mengembangkan yang lain. Memang ada yang kecil, tapi kalau menguntungkan dan mampu mendorong wisatawan Muslim mengapa tidak. "Tinggal bagaimana kesiapannya infrastruktur dan lainnya," kata dia.

"Jadi, sekali lagi, tinggal bagaimana komunikasi pemerintah. Operator tinggal memperkenalkan, dan mengajak wisatawan untuk datang dan menikmati," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement