REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Organisasi masyarakat (Ormas) Washington National Cathedral (WNC) berencana menyelenggarakan shalat jumat kembali bagi umat Islam di Amerika Serikat, pekan ini. Terkait hal tersebut tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Nassaruddin Umar tidak mempermasalahkan.
Menurutnya, fungsi katedral yang berada di Amerika tidak sama dengan di Indonesia. Nassaruddin mengatakan, katedral di Amerika Serikat berfungsi sebagai 'social building'. Jadi, kata Nassaruddin, tidak nesti beragam katolik atau kristen untuk bisa beribadah di sana.
Nassaruddin menjelaskan, Katedral di AS bisa menjadi gedung serbaguna. "Seperti untuk seminar, perkawinan, sekretariat kerja-kerja kemanusiaan dan lain-lain," kata Nassaruddin saat dihubungi Republika Online (ROL) pada Rabu (19/11). Ini sangat berbeda dengan di Indonesia yang benar-benar berfungsi sebagai tempat ibadah.
Nassaruddin mengatakan, ada hadits pula yang bisa membenarkan tindakan tersebut. "Al ardhu masjidun," kata Nassaruddin. Hal ini berarti bumi ini masjid. Lagipula, kata Nassaruddin, di AS sangat sulit untuk menemukan tempat untuk shalat.
Nassaruddin mengungkapkan, dirinya pernah mengalami kesulitan untuk mencari tempat shalat di AS. Karena tidak menemukan, Nassaruddin pun terpaksa shalat di katedral. "Daripada tidak shalat," katanya.
Namun begitu, Nassaruddin tetap menyarankan shalat di tempat yang sewajarnya. Menurut Mantan Wakil Menteri Agama ini, hal tersebut sebaiknya dilakukan agar menghindari kontroversi.